Pasuruan: Polisi kembali menetapkan dua tersangka baru kasus ledakan bom ikan di Pasuruan. Keduanya yakni istri Ghofar, IF, dan adik ipar Ghofar, IR. Mereka ditetapkan sebagai tersangka karena turut membantu pembuatan bom ikan atau detonator yang meledak.
Kedua tersangka langsung dibawa ke Mapolres Pasuruan dan ditahan. Dengan demikian total tersangka dalam kasus ini yakni empat orang. Dua tersangka sebelumnya yakni Ghofar dan Mat Sidik (korban tewas).
Hasil penyelidikan polisi, tersangka IR bertugas membantu memasukkan bahan peledak ke dalam detonator. Atas tugas itu, IR mendapat upah Rp300.000 setiap minggu dari Mat Sidik (ayah Ghofar). Sedangkan tersangka IF membantu semua proses pembuatan, termasuk menyiapkan perlengkapan produksi bom ikan milik suaminya.
"IF sudah setahun membantu. Sedangkan IR baru dua bulan," kata Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman, Rabu, 15 September 2021.
Baca juga: Kapolda Papua Minta Foto Buron KNPB Disebar hingga Pelosok
Arman mengatakan, bisnis bom ikan ini sudah dijalankan keluarga Ghofar lebih dari satu tahun. Setiap bulan hasil bom ikan buatan Ghofar dan keluarga dikirim kepada nelayan di wilayah Pasuruan dan sekitarnya.
Di hadapan polisi, salah satu tersangka IR mengakui semua perbuatannya. Dia mengaku ikut membantu membuat bom ikan karena diberi upah lumayan besar.
"Tugas saya memasukkan bahan peledak ke detonator," ungkapnya.
IR juga mengaku saat ledakan terjadi dia sedang berada dalam rumah yang hancur. Namun, dia berhasil selamat karena posisinya jauh dari pusat ledakan.
Ledakan hebat sebelumnya terjadi di sebuah rumah di di Dusun Macan Putih, Desa Pekangkungan, Kecamatan Gondang Wetan, Kota Pasuruan. Dua orang tewas dalam ledakan ini yakni Ghofar dan Mat Sodik. Sementara belasan rumah hancur dan beberapa luka-luka.
Pasuruan: Polisi kembali menetapkan
dua tersangka baru kasus ledakan bom ikan di Pasuruan. Keduanya yakni istri Ghofar, IF, dan adik ipar Ghofar, IR. Mereka ditetapkan sebagai tersangka karena turut membantu pembuatan bom ikan atau detonator yang meledak.
Kedua tersangka langsung dibawa ke Mapolres Pasuruan dan ditahan. Dengan demikian total tersangka dalam kasus ini yakni empat orang. Dua tersangka sebelumnya yakni Ghofar dan Mat Sidik (korban tewas).
Hasil penyelidikan polisi, tersangka IR bertugas membantu memasukkan bahan peledak ke dalam detonator. Atas tugas itu, IR mendapat upah Rp300.000 setiap minggu dari Mat Sidik (ayah Ghofar). Sedangkan tersangka IF membantu semua proses pembuatan, termasuk menyiapkan perlengkapan produksi bom ikan milik suaminya.
"IF sudah setahun membantu. Sedangkan IR baru dua bulan," kata Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman, Rabu, 15 September 2021.
Baca juga:
Kapolda Papua Minta Foto Buron KNPB Disebar hingga Pelosok
Arman mengatakan, bisnis bom ikan ini sudah dijalankan keluarga Ghofar lebih dari satu tahun. Setiap bulan hasil bom ikan buatan Ghofar dan keluarga dikirim kepada nelayan di wilayah Pasuruan dan sekitarnya.
Di hadapan polisi, salah satu tersangka IR mengakui semua perbuatannya. Dia mengaku ikut membantu membuat bom ikan karena diberi upah lumayan besar.
"Tugas saya memasukkan bahan peledak ke detonator," ungkapnya.
IR juga mengaku saat ledakan terjadi dia sedang berada dalam rumah yang hancur. Namun, dia berhasil selamat karena posisinya jauh dari pusat ledakan.
Ledakan hebat sebelumnya terjadi di sebuah rumah di di Dusun Macan Putih, Desa Pekangkungan, Kecamatan Gondang Wetan, Kota Pasuruan. Dua orang tewas dalam ledakan ini yakni Ghofar dan Mat Sodik. Sementara belasan rumah hancur dan beberapa luka-luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)
