Blitar: Siti Rofiah,42, perempuan asal Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, menjadi motor penggerak roda ekonomi lokal dan menginspirasi puluhan perempuan di sekitarnya.
Lewat perjuangannya, usaha jamunya kini berkembang menjadi bisnis modern yang menyentuh pasar lebih luas, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi perempuan di desanya.
"Sebenarnya ini usaha turun-temurun, dari nenek, dari ibu. Dulu hanya dagang keliling. Sekarang tidak keliling, tapi juga memproduksi jamu instan yang dititipkan di toko oleh-oleh," kata Rofiah.
Rofiah juga aktif mengajak perempuan di desanya menanam berbagai tanaman obat seperti jahe, kunyit, temulawak, dan kencur.
Ia tidak hanya memperjuangkan kesetaraan peran perempuan di masyarakat, tetapi juga mendedikasikan dirinya untuk menjaga dan melestarikan warisan rasa yang telah diwariskan turun-temurun selama tiga generasi.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, perempuan adalah pembawa peradaban. Apa yang dilakukan Rofiah menjadi contoh nyata Kartini masa kini.
"Tidak hanya berjuang mengembangkan UMKM untuk dirinya, tetapi juga menyalakan harapan dan mimpi perempuan lain di sekitarnya," kata Arief.
Sebanyak 63% pengusaha jamu di Desa Tembalang berasal dari satu garis keluarga besar, dan kini mereka menjadi lebih mandiri secara ekonomi serta memiliki akses pasar yang lebih luas berkat pemberdayaan dari PNM.
Arief mengatakan, semangat Rofiah menggambarkan bagaimana perempuan hari ini terus melangkah maju, tidak hanya setara, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan.
"Sebagaimana Kartini memperjuangkan ilmu dan emansipasi, perempuan-perempuan seperti Rofiah adalah penerang mimpi masyarakat desa yang tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membawanya ke masa depan," kata Arief.
Blitar: Siti Rofiah,42, perempuan asal Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, menjadi motor penggerak roda ekonomi lokal dan menginspirasi puluhan perempuan di sekitarnya.
Lewat perjuangannya, usaha jamunya kini berkembang menjadi bisnis modern yang menyentuh pasar lebih luas, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi perempuan di desanya.
"Sebenarnya ini usaha turun-temurun, dari nenek, dari ibu. Dulu hanya dagang keliling. Sekarang tidak keliling, tapi juga memproduksi jamu instan yang dititipkan di toko oleh-oleh," kata Rofiah.
Rofiah juga aktif mengajak perempuan di desanya menanam berbagai tanaman obat seperti jahe, kunyit, temulawak, dan kencur.
Ia tidak hanya memperjuangkan kesetaraan peran perempuan di masyarakat, tetapi juga mendedikasikan dirinya untuk menjaga dan melestarikan warisan rasa yang telah diwariskan turun-temurun selama tiga generasi.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, perempuan adalah pembawa peradaban. Apa yang dilakukan Rofiah menjadi contoh nyata Kartini masa kini.
"Tidak hanya berjuang mengembangkan UMKM untuk dirinya, tetapi juga menyalakan harapan dan mimpi perempuan lain di sekitarnya," kata Arief.
Sebanyak 63% pengusaha jamu di Desa Tembalang berasal dari satu garis keluarga besar, dan kini mereka menjadi lebih mandiri secara ekonomi serta memiliki akses pasar yang lebih luas berkat pemberdayaan dari PNM.
Arief mengatakan, semangat Rofiah menggambarkan bagaimana perempuan hari ini terus melangkah maju, tidak hanya setara, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan.
"Sebagaimana Kartini memperjuangkan ilmu dan emansipasi, perempuan-perempuan seperti Rofiah adalah penerang mimpi masyarakat desa yang tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membawanya ke masa depan," kata Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
