Batu: Sebanyak 50 orang ditangkap polisi, diduga terlibat aksi di DPRD Jawa Timur, pada Kamis, 26 September 2019. Puluhan orang itu terdiri dari siswa SMA, SMP, dan SD.
"Ada 50 orang kita tangkap. Enggak ada mahasiswa, 23 orang bukan mahasiswa. Itu penyusup," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, 27 September 2019.
Dia memerinci 27 sisanya ialah 13 siswa SMA, 12 siswa SMP, dan dua siswa SD. Puluhan orang yang ditangkap diperiksa penyidik, namun tidak ditahan.
"Sementara dipulangkan, karena kerusakan tidak ada. Walaupun polisi dilempar tapi tidak kena kan, mulai batu dan sebagainya. Jadi kita lakukan penangkapan, tidak ada korban, wajib lapor saja," jelasnya.
Barung mengatakan pihaknya berupaya mengantisipasi aksi lainnya dengan menggelar Kumpul Akbar Kapolda Jawa Timur dengan Netizen di Kota Batu, hari ini. Dia menerangkan kegiatan dianggap penting untuk mencegah perpecahan dan pembentukan opini negatif di lingkup siber.
"Mereka ini anak-anak kita. Mereka konsisten menjaga marwah NKRI. Kita tidak ingin terpecah karena hoaks, kita tidak ingin terpecah karena informasi yang tidak benar," terangnya.
Batu: Sebanyak 50 orang ditangkap polisi, diduga terlibat aksi di DPRD Jawa Timur, pada Kamis, 26 September 2019. Puluhan orang itu terdiri dari siswa SMA, SMP, dan SD.
"Ada 50 orang kita tangkap. Enggak ada mahasiswa, 23 orang bukan mahasiswa. Itu penyusup," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, 27 September 2019.
Dia memerinci 27 sisanya ialah 13 siswa SMA, 12 siswa SMP, dan dua siswa SD. Puluhan orang yang ditangkap diperiksa penyidik, namun tidak ditahan.
"Sementara dipulangkan, karena kerusakan tidak ada. Walaupun polisi dilempar tapi tidak kena kan, mulai batu dan sebagainya. Jadi kita lakukan penangkapan, tidak ada korban, wajib lapor saja," jelasnya.
Barung mengatakan pihaknya berupaya mengantisipasi aksi lainnya dengan menggelar Kumpul Akbar Kapolda Jawa Timur dengan Netizen di Kota Batu, hari ini. Dia menerangkan kegiatan dianggap penting untuk mencegah perpecahan dan pembentukan opini negatif di lingkup siber.
"Mereka ini anak-anak kita. Mereka konsisten menjaga marwah NKRI. Kita tidak ingin terpecah karena hoaks, kita tidak ingin terpecah karena informasi yang tidak benar," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
