medcom.id, Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyimpan memori terhadap bencana gempa bumi dan gelombang tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, 26 Desember 2004 silam.
Saat itu dia berprofesi sebagai pengusaha maskapai penerbangan Susi Air dan eksportir hasil perikanan. Hatinya terketuk untuk memberikan bantuan kepada korban bencana alam maha dashyat itu.
"Saat itu saya mau kirim dua pesawat ke Simeuleu tapi tidak bisa, saya telepon Bupati Simeuleu kata dia tidak mungkin. Akhirnya saya berangkatkan satu pesawat ke Medan," tutur Susi mengisahkan kenangannya 10 tahun silam, dalam acara Mata Najwa, Metro Tv, Desember 2014.
Susi terus berupaya menerbangkan pesawatnya ke bumi serambi Mekah, untuk bisa mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana. "Saya juga telepon ke London agar jalur penerbangan ke Aceh segera dibuka," kisahnya.
Kemudian satu pesawatnya berhasil menuju Simeuleu dengan membawa muatan hanya air minum kemasan. "Saat itu hanya membawa air minum karena mau lihat dulu situasinya seperti apa, apa yang mereka butuhkan. Kemudian kita balik lagi ke sana bawa makanan jadi," kata dia.
Bantuan berupa penerbangan pesawat kecil gratis menuju Aceh dilakukan Susi selama dua minggu. Selama itu pesawat Susi banyak dimanfaatkan lembaga pendonor atau lembaga swadaya masyarakat yang untuk menyalurkan bantuan kepada korban bencana.
Kondisi alam Aceh pascabencana porak poranda dan tidak bisa dilalui oleh jalur darat. Masyarakat pun masih ketakutan akan adanya bencana susulan. Sehingga bantuan disalurkan melalui jalur udara.
Secara berangsur-angsur Aceh kembali bangkit dari trauma bencana dahsyat yang menewaskan sekitar 126.000 orang itu. Susi mengharapkan masyarakat Aceh dapat lebih giat lagi bekerja membangun Aceh.
"Manusia yang terkena bencana bangkit lebih kuat, hanya kalau kita minum kopi tiga jam, dikurangi jadi satu jam saja. Yang dua jam kita pakai untuk bekerja," pesan Susi untuk generasi muda Aceh.
medcom.id, Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyimpan memori terhadap bencana gempa bumi dan gelombang tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, 26 Desember 2004 silam.
Saat itu dia berprofesi sebagai pengusaha maskapai penerbangan Susi Air dan eksportir hasil perikanan. Hatinya terketuk untuk memberikan bantuan kepada korban bencana alam maha dashyat itu.
"Saat itu saya mau kirim dua pesawat ke Simeuleu tapi tidak bisa, saya telepon Bupati Simeuleu kata dia tidak mungkin. Akhirnya saya berangkatkan satu pesawat ke Medan," tutur Susi mengisahkan kenangannya 10 tahun silam, dalam acara Mata Najwa,
Metro Tv, Desember 2014.
Susi terus berupaya menerbangkan pesawatnya ke bumi serambi Mekah, untuk bisa mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana. "Saya juga telepon ke London agar jalur penerbangan ke Aceh segera dibuka," kisahnya.
Kemudian satu pesawatnya berhasil menuju Simeuleu dengan membawa muatan hanya air minum kemasan. "Saat itu hanya membawa air minum karena mau lihat dulu situasinya seperti apa, apa yang mereka butuhkan. Kemudian kita balik lagi ke sana bawa makanan jadi," kata dia.
Bantuan berupa penerbangan pesawat kecil gratis menuju Aceh dilakukan Susi selama dua minggu. Selama itu pesawat Susi banyak dimanfaatkan lembaga pendonor atau lembaga swadaya masyarakat yang untuk menyalurkan bantuan kepada korban bencana.
Kondisi alam Aceh pascabencana porak poranda dan tidak bisa dilalui oleh jalur darat. Masyarakat pun masih ketakutan akan adanya bencana susulan. Sehingga bantuan disalurkan melalui jalur udara.
Secara berangsur-angsur Aceh kembali bangkit dari trauma bencana dahsyat yang menewaskan sekitar 126.000 orang itu. Susi mengharapkan masyarakat Aceh dapat lebih giat lagi bekerja membangun Aceh.
"Manusia yang terkena bencana bangkit lebih kuat, hanya kalau kita minum kopi tiga jam, dikurangi jadi satu jam saja. Yang dua jam kita pakai untuk bekerja," pesan Susi untuk generasi muda Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LAL)
