Flores: Kristiani Fani Farnilan bersama sang adik, Yohanes Jeklin Abut, harus putus sekolah untuk merawat orangtuanya. Tekanan ekonomi di tengah pandemi covid-19 menyebabkan orang tua mereka menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Masyarakat Dusun Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar sang ayah dipasung karena sering mengamuk dan meresahkan masyarakat sekitar. Kondisi ini membuat sang ibu menjadi tertekan dan akhirnya juga mengalami gangguan jiwa.
"Ada dua orang yang dipasung, bapak saya dan adiknya, karena desakan masyarakat, sering mengamuk dan meresahkan masyarakat. Mamanya tidak dipasung," jelas Kristiani dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Senin, 30 Agustus 2021.
Kristiani yang sempat bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Makassar, Sulawesi Selatan, agar bisa kuliah harus pulang dan merawat orang tuanya. Sang adik pun harus putus sekolah di kelas 2 SMP untuk membantu menopang ekonomi keluarga.
"Bekerja sebagai pembantu rumah tangga, saya kembali karena orang tua saya sakit tidak ada yang merawat mereka disini. Adik saya putus sekolah karena orangtua juga sakit," kata Kristiani.
Para jurnalis di Manggarai, NTT, tergugah dan akhirnya memuat kesulitan Kristiani dan Yohanes di media massa. Bupati Manggarai Heribertus GL Nabit dan Wakil Bupati Manggarai Heri Ngabut melihat publikasi tersebut dan membawa keluarga ODGJ itu ke Panti Rehabilitasi Renceng Mose.
Kristiani pun dibantu untuk bisa berkuliah di Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng. (Widya Finola Putri)
Flores: Kristiani Fani Farnilan bersama sang adik, Yohanes Jeklin Abut, harus putus sekolah untuk merawat orangtuanya. Tekanan ekonomi di tengah pandemi covid-19 menyebabkan orang tua mereka menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Masyarakat Dusun Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar sang ayah dipasung karena sering mengamuk dan meresahkan masyarakat sekitar. Kondisi ini membuat sang ibu menjadi tertekan dan akhirnya juga mengalami gangguan jiwa.
"Ada dua orang yang dipasung, bapak saya dan adiknya, karena desakan masyarakat, sering mengamuk dan meresahkan masyarakat. Mamanya tidak dipasung," jelas Kristiani dalam tayangan
Metro Siang di
Metro TV, Senin, 30 Agustus 2021.
Kristiani yang sempat bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Makassar, Sulawesi Selatan, agar bisa kuliah harus pulang dan merawat orang tuanya. Sang adik pun harus putus sekolah di kelas 2 SMP untuk membantu menopang ekonomi keluarga.
"Bekerja sebagai pembantu rumah tangga, saya kembali karena orang tua saya sakit tidak ada yang merawat mereka disini. Adik saya putus sekolah karena orangtua juga sakit," kata Kristiani.
Para jurnalis di Manggarai, NTT, tergugah dan akhirnya memuat kesulitan Kristiani dan Yohanes di media massa. Bupati Manggarai Heribertus GL Nabit dan Wakil Bupati Manggarai Heri Ngabut melihat publikasi tersebut dan membawa keluarga ODGJ itu ke Panti Rehabilitasi Renceng Mose.
Kristiani pun dibantu untuk bisa berkuliah di Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng.
(Widya Finola Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
