Surabaya: Tim Opsnal Ditpolairud Polda Jawa Timur mengamankan dua orang asal Pulau Madura yang identitasnya disembunyikan. Keduanya diduga pemilik 5.000 unit detonator bom yang ditemukan di Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo.
"Ada dua orang yang ditangkap dalam penemuan ini. Keduanya merupakan residivis kasus yang sama pada 2014 dan 2021," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, Kamis, 10 November 2022.
Dirmanto mengatakan ribuan bahan bom ikan itu ditemukan polisi pada pukul 16.00 WIB, Rabu, 9 November 2022. Jumlahnya mencapai sekitar 5.000 buah bahan detonator bom ikan.
"Jadi, ini detonator bom ikan bahannya yang ditemukan di Pelabuhan Situbondo," ucapnya.
Ketika ditanya siapa dua pelaku itu, Dirmanto masih menutup identitasnya, alasannya masih dalam pemeriksaan. Ia hanya memastikan bahwa kedua pelaku merupakan mantan residivis kasus yang sama pada 2014 silam.
"Ini sebenarnya residivis tahun 2014, divonis dengan kasus yang sama. Vonis 1 tahun 4 bulan. Tahun 2021 juga sama, divonis hal yang sama melakukan perbuatan itu. sudah tiga kali," dia menambahkan.
Yang jelas, sambung dia, lokasi pembuatan detonator itu ada di hutan. Tapi Dirmanto tak menyebut secara rinci mengenai lokasi hutannya.
"Detanator itu rencananya dijual ke Sulawesi dan Kalimantan. Tidak ada kaitannya dengan KTT G20 di Bali," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Surabaya: Tim Opsnal Ditpolairud Polda Jawa Timur mengamankan dua orang asal Pulau Madura yang identitasnya disembunyikan. Keduanya diduga pemilik
5.000 unit detonator bom yang ditemukan di Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo.
"Ada dua orang yang ditangkap dalam penemuan ini. Keduanya merupakan residivis kasus yang sama pada 2014 dan 2021," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, Kamis, 10 November 2022.
Dirmanto mengatakan
ribuan bahan bom ikan itu ditemukan polisi pada pukul 16.00 WIB, Rabu, 9 November 2022. Jumlahnya mencapai sekitar 5.000 buah bahan detonator bom ikan.
"Jadi, ini detonator bom ikan bahannya yang ditemukan di Pelabuhan Situbondo," ucapnya.
Ketika ditanya siapa dua pelaku itu, Dirmanto masih menutup identitasnya, alasannya masih dalam pemeriksaan. Ia hanya memastikan bahwa kedua pelaku merupakan mantan residivis kasus yang sama pada 2014 silam.
"Ini sebenarnya residivis tahun 2014,
divonis dengan kasus yang sama. Vonis 1 tahun 4 bulan. Tahun 2021 juga sama, divonis hal yang sama melakukan perbuatan itu. sudah tiga kali," dia menambahkan.
Yang jelas, sambung dia, lokasi pembuatan detonator itu ada di hutan. Tapi Dirmanto tak menyebut secara rinci mengenai lokasi hutannya.
"Detanator itu rencananya dijual ke Sulawesi dan Kalimantan. Tidak ada kaitannya dengan KTT G20 di Bali," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
