Surabaya: Pengusaha aksesoris kendaraan asal Kecamatan Lawang, Silvia, kehilangan uang Rp1,4 miliar yang disimpan di Bank BRI usai membuka undangan pernikahan yang dikirim digital melalui aplikasi whatsaap.
Silvia meminta pertanggungjawaban pihak Bank. Sebab sebagai nasabah prioritas, dia merasa tak mendapat keamanan.
Berbagai upaya dilakukan Silvia yang didampingi kuasa hukumnya Hilmy F Ali. Selain mengadu ke OJK (Otoritas Jasa Keungan), LPS (lembaga penjamin simpanan). Silvia juga melapor ke ke Polda Jatim.
"Akhir Mei 2023, klien kami menerima undangan pernikahan digital. Undangan tersebut diklik, terus di handphone-nya ada 6 aplikasi mobile banking. Tapi, yang kebobol hanya BRI. Laporan ke Polda ini soal ilegal akses dan TPPU," kata Hilmi, di Malang, Rabu, 5 Juli 2023.
Hilmi menceritakan awal mula musibah yang menimpa kliennya adalah saat Silvia menerima undangan pernikahan digital beberapa waktu lalu. Setelah diklik, mendadak ponselnya memunculkan banyak iklan. Merasa janggal dirinya mengecek semua saldo melalui mobile banking.
"Keluarnya uang itu melalui BRImo, transfer pindah ke rekening bank lain. Ada juga yang melalui top up pulsa senilai Rp40 juta. Dari jam 22.00 WIB sampai jam 03.00 WIB, total ada belasan transaksi," bebernya.
Anehnya, kata Hilmy, kliennya tidak pernah mengunduh aplikasi BRImo. Tetapi dalam notifikasi yang diterima kliennya melalui email menunjukkan adanya transaksi melalui BRImo.
“Klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi BRImo. Ketika di cek mutasi rekening, beralihnya dari BRImo. Siapa yang menginstal BRImo ini?,” ungkapnya.
Hilmi menambahkan secara umum apabila ingin mengaktifkan mobile banking, ada konfirmasi secara berlapis (double check) antara pihak bank dengan nasabah. Keesokan harinya pasca saldo ATM BRI terkuras dan hanya sisa Rp2 juta, Silvi mempertanyakan masalah pengamanan kepada pihak Bank BRI KCP Lawang. Namun sebagai nasabah prioritas, permintaan pengembalian uang tidak dapat dipenuhi oleh BRI KCP Lawang.
“Kami juga sudah melapor ke OJK (Otoritas Jasa Keungan). Karena sebagai nasabah prioritas, klien kami tidak mendapat keamanan atas saldo dalam rekeningnya,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga telah melapor ke LPS (lembaga Penjamin Simpanan) terkait pengawasannya, supaya masalah bisa diatensi, bahwa memang betul aplikasi BRImo ini dinilai belum aman dengan bukti kliennya yang mengalami kebobolan.
Surabaya: Pengusaha aksesoris kendaraan asal Kecamatan Lawang, Silvia, kehilangan uang Rp1,4 miliar yang disimpan di
Bank BRI usai membuka undangan pernikahan yang dikirim
digital melalui aplikasi whatsaap.
Silvia meminta pertanggungjawaban pihak Bank. Sebab sebagai nasabah prioritas, dia merasa tak mendapat
keamanan.
Berbagai upaya dilakukan Silvia yang didampingi kuasa hukumnya Hilmy F Ali. Selain mengadu ke OJK (Otoritas Jasa Keungan), LPS (lembaga penjamin simpanan). Silvia juga melapor ke ke Polda Jatim.
"Akhir Mei 2023, klien kami menerima undangan pernikahan digital. Undangan tersebut diklik, terus di handphone-nya ada 6 aplikasi mobile banking. Tapi, yang kebobol hanya BRI. Laporan ke Polda ini soal ilegal akses dan TPPU," kata Hilmi, di Malang, Rabu, 5 Juli 2023.
Hilmi menceritakan awal mula musibah yang menimpa kliennya adalah saat Silvia menerima undangan pernikahan digital beberapa waktu lalu. Setelah diklik, mendadak ponselnya memunculkan banyak iklan. Merasa janggal dirinya mengecek semua saldo melalui mobile banking.
"Keluarnya uang itu melalui BRImo, transfer pindah ke rekening bank lain. Ada juga yang melalui top up pulsa senilai Rp40 juta. Dari jam 22.00 WIB sampai jam 03.00 WIB, total ada belasan transaksi," bebernya.
Anehnya, kata Hilmy, kliennya tidak pernah mengunduh aplikasi BRImo. Tetapi dalam notifikasi yang diterima kliennya melalui email menunjukkan adanya transaksi melalui BRImo.
“Klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi BRImo. Ketika di cek mutasi rekening, beralihnya dari BRImo. Siapa yang menginstal BRImo ini?,” ungkapnya.
Hilmi menambahkan secara umum apabila ingin mengaktifkan mobile banking, ada konfirmasi secara berlapis (double check) antara pihak bank dengan nasabah. Keesokan harinya pasca saldo ATM BRI terkuras dan hanya sisa Rp2 juta, Silvi mempertanyakan masalah pengamanan kepada pihak Bank BRI KCP Lawang. Namun sebagai nasabah prioritas, permintaan pengembalian uang tidak dapat dipenuhi oleh BRI KCP Lawang.
“Kami juga sudah melapor ke OJK (Otoritas Jasa Keungan). Karena sebagai nasabah prioritas, klien kami tidak mendapat keamanan atas saldo dalam rekeningnya,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga telah melapor ke LPS (lembaga Penjamin Simpanan) terkait pengawasannya, supaya masalah bisa diatensi, bahwa memang betul aplikasi BRImo ini dinilai belum aman dengan bukti kliennya yang mengalami kebobolan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)