medcom.id, Tangerang: Pencairan insentif untuk 5.500 kader petugas kesehatan di Tangerang Selatan, Banten, terancam terlambat. Sebab rekening mayoritas kader sudah hangus.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan Pemkot Tangerang Selatan, Iin Sofiwati, mengatakan setiap petugas mendapat Rp500 ribu. Pencairannya dilakukan setiap enam bulan sekali.
"Saat pencairan, pemilik rekening langsung mengambil seluruh dana. Jadi selama lima bulan berikutnya, rekening kosong tanpa saldo. Akibatnya, bank menutup rekening," kata Iin di kantornya, Kamis (26/5/2016).
Rencananya, lanjut Iin, pencairan dilakukan pada awal Juni 2016. Namun, jadwal pencairan mundur karena banyak rekening petugas yang ditutup.
Iin mengatakan besaran alokasi dana insentif pada 2016 sama dengan tahun lalu. Pembayaran dilakukan dua kali dalam setahun.
"Setahun Rp1juta, dibayar per enam bulan. Kmai menyebutnya sebagai insentif," kata Iin.
Alokasi dana insentif untuk kader petugas kesehatan yaitu Rp6 miliar per tahun. Dana itu untuk kader petugas kesehatan yang bertugas di 805 posyandu dan lebih 300 posbindu di Tangerang Selatan.
Dana tersebut merupakan stimulan bagi para kader kesehatan untuk bertanggung jawab pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Satu kader bertanggung jawab atas 20 rumah untuk memverifikasi PHBS, salah satunya apakah ada balita yang belum ditimbang, apakah ada ibu hamil yang belum diperiksa. Ini bagian tugas kader," bilang Iin.
Setiap tahun dinasnya menganggarkan insentif bagi 6.000 kader kesehatan se-Tangsel. Namun, hasil verifikasi di awal tahun menunjukkan jumlah kader menurun menjadi 5.500 kader.
"Sebenarnya tugas kader itu berat, tapi karena mereka senang melakukannya meski hanya Rp1 juta satu tahun mereka ikhlas," lanjut Iin.
medcom.id, Tangerang: Pencairan insentif untuk 5.500 kader petugas kesehatan di Tangerang Selatan, Banten, terancam terlambat. Sebab rekening mayoritas kader sudah hangus.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan Pemkot Tangerang Selatan, Iin Sofiwati, mengatakan setiap petugas mendapat Rp500 ribu. Pencairannya dilakukan setiap enam bulan sekali.
"Saat pencairan, pemilik rekening langsung mengambil seluruh dana. Jadi selama lima bulan berikutnya, rekening kosong tanpa saldo. Akibatnya, bank menutup rekening," kata Iin di kantornya, Kamis (26/5/2016).
Rencananya, lanjut Iin, pencairan dilakukan pada awal Juni 2016. Namun, jadwal pencairan mundur karena banyak rekening petugas yang ditutup.
Iin mengatakan besaran alokasi dana insentif pada 2016 sama dengan tahun lalu. Pembayaran dilakukan dua kali dalam setahun.
"Setahun Rp1juta, dibayar per enam bulan. Kmai menyebutnya sebagai insentif," kata Iin.
Alokasi dana insentif untuk kader petugas kesehatan yaitu Rp6 miliar per tahun. Dana itu untuk kader petugas kesehatan yang bertugas di 805 posyandu dan lebih 300 posbindu di Tangerang Selatan.
Dana tersebut merupakan stimulan bagi para kader kesehatan untuk bertanggung jawab pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Satu kader bertanggung jawab atas 20 rumah untuk memverifikasi PHBS, salah satunya apakah ada balita yang belum ditimbang, apakah ada ibu hamil yang belum diperiksa. Ini bagian tugas kader," bilang Iin.
Setiap tahun dinasnya menganggarkan insentif bagi 6.000 kader kesehatan se-Tangsel. Namun, hasil verifikasi di awal tahun menunjukkan jumlah kader menurun menjadi 5.500 kader.
"Sebenarnya tugas kader itu berat, tapi karena mereka senang melakukannya meski hanya Rp1 juta satu tahun mereka ikhlas," lanjut Iin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)
