Kebumen: Banjir yang menggenangi sejumlah desa di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, memaksa sejumlah warga untuk bertahan di pengungsian. Bahkan para bayi dan balita harus tidur beralaskan tikar dan berbagi tempat bersama pengungsi lainnya.
Banjir di Kebumen masih belum usai, sehingga ratusan warga masih harus bertahan di pengungsian dengan fasilitas yang terbatas. Sejumlah anak-anak termasuk bayi dan balita pun tidak mendapatkan kenyamanan, karena alas pengungsian hanya beralaskan tikar dan minimnya kebutuhan pokok yang datang.
Sementara itu Kepala Desa Kedungweru Ari Sumiarto menjelaskan, pengungsian khusus untuk balita dan bayi hanya di dua tempat, yaitu pusat medis dan balai masyarakat. Kebutuhan pokok seperti popok bayi, minyak telon, tisu basah, hingga susu juga mengalami keterbatasan.
"Semalem anak saya diare, jadi rewel nggak bisa tidur. Nggak ada bantal juga," ujar salah satu korban banjir Dwi dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Selasa, 22 Maret 2022.
Hingga selasa pagi, ada ratusan rumah warga di Desa Kedungwaru yang masih terendam banjir setinggi 51 cm hingga satu meter. Saat ini warga telah mengungsi selama satu pekan, mereka pun berharap agar banjir dapat segera surut dan bantuan bagi para pengungsi khususnya untuk bayi dan balita dapat terpenuhi. (Leres Anbara)
Kebumen:
Banjir yang menggenangi sejumlah desa di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, memaksa sejumlah warga untuk bertahan di pengungsian. Bahkan para bayi dan balita harus tidur beralaskan tikar dan berbagi tempat bersama pengungsi lainnya.
Banjir di Kebumen masih belum usai, sehingga ratusan warga masih harus bertahan di pengungsian dengan fasilitas yang terbatas. Sejumlah anak-anak termasuk bayi dan balita pun tidak mendapatkan kenyamanan, karena alas pengungsian hanya beralaskan tikar dan minimnya kebutuhan pokok yang datang.
Sementara itu Kepala Desa Kedungweru Ari Sumiarto menjelaskan, pengungsian khusus untuk balita dan bayi hanya di dua tempat, yaitu pusat medis dan balai masyarakat. Kebutuhan pokok seperti popok bayi, minyak telon, tisu basah, hingga susu juga mengalami keterbatasan.
"Semalem anak saya diare, jadi rewel nggak bisa tidur. Nggak ada bantal juga," ujar salah satu korban banjir Dwi dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Selasa, 22 Maret 2022.
Hingga selasa pagi, ada ratusan rumah warga di Desa Kedungwaru yang masih terendam banjir setinggi 51 cm hingga satu meter. Saat ini warga telah mengungsi selama satu pekan, mereka pun berharap agar banjir dapat segera surut dan bantuan bagi para pengungsi khususnya untuk bayi dan balita dapat terpenuhi. (
Leres Anbara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
