Pasien keracunan makanan sedang di rawat di Puskesmas Benteng Jawa Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Antara/HO- Dinkes Manggarai Timur
Pasien keracunan makanan sedang di rawat di Puskesmas Benteng Jawa Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Antara/HO- Dinkes Manggarai Timur

Puluhan Warga Manggarai Timur Keracunan Makanan Pesta, 1 Meninggal

Antara • 01 November 2022 15:38
Kupang: Puluhan warga Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), keracunan usai mengonsumsi makanan dalam hajatan pesta pernikahan. Peristiwa tersebut juga menyebabkan seorang warga meninggal.
 
"Benar, ada kasus keracunan makanan yang dialami warga di Lamba Leda, dan menyebabkan puluhan orang dirawat inap dan puluhan melakukan rawat jalan serta satu meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, Surip Tintin, di Kupang, Selasa, 1 November 2022.
 
Baca: 2 Pekerja Pabrik Sawit di Jambi Tewas Keracunan Biogas

Peristiwa keracunan makanan yang dialami puluhan warga Lamba Leda itu terjadi setelah mereka mengikuti kegiatan hajatan pesta pernikahan di Kampung Deru, Desa Compang Deru, Kecamatan Lamba Leda pada Minggu, 30 Oktober 2022.
 
Surip menjelaskan usai menyantap makanan dalam hajatan itu sebagian besar warga mengalami sakit perut. Mereka yang sakit perut langsung dibawa ke Puskesmas Benteng Jawa dan beberapa Puskesmas, seperti di Puskesmas Bea Muring, Puskemas Weleng dan Puskesmas Mano untuk mendapat perawatan medis.

Menurut dia para pasien yang dirawat di Puskesmas Benteng Jawa terdapat 29 orang dan 35 pasien melakukan rawat jalan, Puskesmas Weleng terdapat lima orang pasien, Puskesmas Beamuring tiga orang, dan Puskesmas Mano terdapat enam orang pasien.
 
Surip mengatakan pasien yang mengalami keracunan berasal dari kegiatan yang sama, yaitu hajatan pesta pernikahan. Dugaan sementara akibat kontaminasi makanan atau air.
 
Ia mengatakan guna memastikan penyebab dan pencegahan, Dinas Kesehatan telah menginstruksikan kepada petugas kesehatan keliling untuk memastikan kualitas sumber air yang digunakan di sekitar lokasi kejadian.
 
"Apabila ada pencemaran, segera dilakukan kaporisasi pada sumber air, sehingga bisa meminimalisasi terjadi kasus serupa bagi masyarakat setempat," ungkap Surip Tintin.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan