Surabaya: Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menskors sementara terduga pelaku pelecehan seksual fetish jarik, Gilang Aprilian Nugraga Pratama, mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair. Sebanyak 15 laporan dari diduga korban telah diterima tim help center Unair Surabaya.
"Pelaku terancam akan ditindak sesuai keputusan dari tim investigasi apabila terus menerus tidak bisa dihubungi," ungkapo Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Surabaya, Suko Widodo, melansir Clicks.id, Senin, 3 Agustus 2020.
Dia menerangkan, skors sementara dilakukan sebagai salah satu cara mempercepat proses klarifikasi. Sebab, sejak kasus fetish jarik viral yakni 30 juli 2020, belum ada jawaban dari Gilang. Tim dari help center Unair maupun dekanat FIB Unair masih kesulitan menghubungi diduga pelaku.
Widodo mengungkap, tim help center Unair Surabaya sudah mendapat 15 laporan dari diduga korban. Laporan sebagian besar melalui telepon.
Baca: Kasus Fetish Jarik Terjadi Sejak 2015
Para korban, kata dia, tidak menjelaskan rinci laporan. Tapi, par akorban mengaku mendapat perlakuan serupa oleh Gilang.
"Mereka enggan menyebut identitas. Namun kami akan tetap menjalin komunikasi dengan para korban," terangnya.
Kasus fetish jarik ini muncul setelah salah satu korban melalui akun twitter @m_fikris. Dalam akun itu, diterangkan korban dijadikan bahan untuk memenuhi fantasi seksual dari pelaku. Yakni korban diminta membungkus diri menggunakan kain jarik.
Setelah itu, korban diikat menggunakan tali atau lakban dengan waktu berjam-jam. Selama itu pula, korban harus bersedia didokumentasikan sebagai bukti yang dikirim secara daring kepada pelaku.
Modus pelaku untuk menyelesaikan tugas akhir. Sehingga, para mahasiswa yang menjadi korban bersedia memenuhi permintaan pelaku.
Surabaya: Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menskors sementara terduga pelaku pelecehan seksual fetish jarik, Gilang Aprilian Nugraga Pratama, mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair. Sebanyak 15 laporan dari diduga korban telah diterima tim help center Unair Surabaya.
"Pelaku terancam akan ditindak sesuai keputusan dari tim investigasi apabila terus menerus tidak bisa dihubungi," ungkapo Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Surabaya, Suko Widodo, melansir Clicks.id, Senin, 3 Agustus 2020.
Dia menerangkan, skors sementara dilakukan sebagai salah satu cara mempercepat proses klarifikasi. Sebab, sejak kasus fetish jarik viral yakni 30 juli 2020, belum ada jawaban dari Gilang. Tim dari help center Unair maupun dekanat FIB Unair masih kesulitan menghubungi diduga pelaku.
Widodo mengungkap, tim help center Unair Surabaya sudah mendapat 15 laporan dari diduga korban. Laporan sebagian besar melalui telepon.
Baca: Kasus Fetish Jarik Terjadi Sejak 2015
Para korban, kata dia, tidak menjelaskan rinci laporan. Tapi, par akorban mengaku mendapat perlakuan serupa oleh Gilang.
"Mereka enggan menyebut identitas. Namun kami akan tetap menjalin komunikasi dengan para korban," terangnya.
Kasus fetish jarik ini muncul setelah salah satu korban melalui akun twitter @m_fikris. Dalam akun itu, diterangkan korban dijadikan bahan untuk memenuhi fantasi seksual dari pelaku. Yakni korban diminta membungkus diri menggunakan kain jarik.
Setelah itu, korban diikat menggunakan tali atau lakban dengan waktu berjam-jam. Selama itu pula, korban harus bersedia didokumentasikan sebagai bukti yang dikirim secara daring kepada pelaku.
Modus pelaku untuk menyelesaikan tugas akhir. Sehingga, para mahasiswa yang menjadi korban bersedia memenuhi permintaan pelaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
