medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sampel dari terduga atau suspect Ebola yang berada di Madiun, Jawa Timur akan segera diperiksa.
Dalam rilisnya yang diterima Media Indonesia pada Jumat (31/10/2014), Tjandra mengatakan, Laboratorium Balitbangkes sudah siap menerima sampal pasien suspect Ebola berusia 29 tahun tersebut.
"Begitu sampel kami terima nanti maka dalam paling lambat 48 jam akan selesai hasil PCR nya. Ini akan jadi sampel ke empat yang kami periksa. Yang tiga sebelumnya semua negatif atau bukan Ebola," jelas Tjandra.
Ia memaparkan, dalam minggu ini Laboratorium Balitbangkes sudah menerima 33 sampel dugaan MERS CoV dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dan semua hasilnya negatif.
Seperti diketahui, seorang TKI asal Madiun yang bekerja di Nigeria mengalami gejala yang menyerupai ebola. Ia pun sempat dirawat di Afrika sebelum kembali ke Indonesia. Kini pihak RS dr Soedono akan merujuknya ke RS dr Soetomo Surabaya untuk menjalani karantina dan perawatan intensif.
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sampel dari terduga atau
suspect Ebola yang berada di Madiun, Jawa Timur akan segera diperiksa.
Dalam rilisnya yang diterima
Media Indonesia pada Jumat (31/10/2014), Tjandra mengatakan, Laboratorium Balitbangkes sudah siap menerima sampal pasien suspect Ebola berusia 29 tahun tersebut.
"Begitu sampel kami terima nanti maka dalam paling lambat 48 jam akan selesai hasil PCR nya. Ini akan jadi sampel ke empat yang kami periksa. Yang tiga sebelumnya semua negatif atau bukan Ebola," jelas Tjandra.
Ia memaparkan, dalam minggu ini Laboratorium Balitbangkes sudah menerima 33 sampel dugaan MERS CoV dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dan semua hasilnya negatif.
Seperti diketahui, seorang TKI asal Madiun yang bekerja di Nigeria mengalami gejala yang menyerupai ebola. Ia pun sempat dirawat di Afrika sebelum kembali ke Indonesia. Kini pihak RS dr Soedono akan merujuknya ke RS dr Soetomo Surabaya untuk menjalani karantina dan perawatan intensif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)
