DIY: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi itu diperkirakan akan berlangsung hingga 3 Mei 2023.
Cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi itu akibat adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia. Karena itu, kata Kepala Stasiun Meteorologi pada BMKG Yogyakarta, Warjono, menjelaskan selama periode tersebut muncul pusat tekanan rendah di Samudera Hindia di barat Sumatra, tekanan rendah di Samudera Pasifik, timur laut Maluku Utara serta sirkulasi Eddy di Kalimantan Utara.
"Sirkulasi Eddy adalah sirkulasi di atmosfer yang berupa pusaran angin dengan durasi harian, dan biasanya jika suatu daerah terdapat Eddy, maka cenderung akan turun banyak hujan," kata Warjono, Senin, 1 Mei 2023.
Menurut Warjono, fenomena itu akan membentuk shearline atau daerah belokan angin di Pulau Jawa. Kondisi ini memunculkan potensi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Daerah Istimewa Yogyakarta utamanya di DIY bagian utara dari siang hingga sore hari.
| Baca: Hujan Deras, Warga Barat-Selatan Aceh Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi |
Pada 1 Mei, lanjutnya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir di wilayah Sleman dan Gunungkidul bagian utara serta Kulonprogo bagian utara. Pada 2 Mei, ujarnya berpotensi terjadi di Sleman dan Kulonprogo utara.
"Sama dengan tanggal 3 Mei juga Sleman dan Kulonprogo bagian utara," ucapnya.
Ia kemudian meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya. "Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang dan putting beliung ataupun bencana hidrometeorologi lainnya," ucap Warjono.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
