medcom.id, Surabaya: Satu jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501 sejatinya dapat teridentifikasi pada Minggu (18/1/2015). Namun, ada satu data baru berupa gigi palsu korban yang membuat proses pengungkapan itu perlu ditangguhkan.
Jenazah yang hampir terungkap jati dirinya itu adalah satu dari tiga jenazah yang dikirim ke tempatnya pada Sabtu kemarin. Namun belum ada data primer yang akurat dari dirinya.
"Tiga jenazah terakhir, DNA masih diproses sampel kita bawa ke Pusdokkes Mabes Polri. Satu hampir teridentifikasi namun rapat alot karena yang kita ketemukan baru properti berupa kaus dan gigi palsu yang dipakai," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombea Pol Setiyono, di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Minggu (18/1/2015).
Menurut Awi, data kaus dan gigi palsu itu masih berupa data sekunder yang masih perlu penguatan. Alhasil tim DVI menurunkan anggotanya untuk mencari data kepada dokter yang pernah memasangkan gigi palsun ke korban.
Ia berharap, tim yang turun dapat menemukan data soal gigi palsu. Syukur-syukur mereka mendapatkan foto panoramik gigi korban.
Selain itu, tim DVI juga masih menunggu data DNA dari korban tersebut. "Tidak semua jenazah kita bisa ambil DNAnya dengan mudah. Kita ulang, cari dari sum-sum jenazah," pungkas Awi.
medcom.id, Surabaya: Satu jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501 sejatinya dapat teridentifikasi pada Minggu (18/1/2015). Namun, ada satu data baru berupa gigi palsu korban yang membuat proses pengungkapan itu perlu ditangguhkan.
Jenazah yang hampir terungkap jati dirinya itu adalah satu dari tiga jenazah yang dikirim ke tempatnya pada Sabtu kemarin. Namun belum ada data primer yang akurat dari dirinya.
"Tiga jenazah terakhir, DNA masih diproses sampel kita bawa ke Pusdokkes Mabes Polri. Satu hampir teridentifikasi namun rapat alot karena yang kita ketemukan baru properti berupa kaus dan gigi palsu yang dipakai," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombea Pol Setiyono, di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Minggu (18/1/2015).
Menurut Awi, data kaus dan gigi palsu itu masih berupa data sekunder yang masih perlu penguatan. Alhasil tim DVI menurunkan anggotanya untuk mencari data kepada dokter yang pernah memasangkan gigi palsun ke korban.
Ia berharap, tim yang turun dapat menemukan data soal gigi palsu. Syukur-syukur mereka mendapatkan foto panoramik gigi korban.
Selain itu, tim DVI juga masih menunggu data DNA dari korban tersebut. "Tidak semua jenazah kita bisa ambil DNAnya dengan mudah. Kita ulang, cari dari sum-sum jenazah," pungkas Awi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)
