Semarang: Provinsi Jawa Tengah membukukan realisasi investasi sebesar Rp39,19 triliun pada semester I 2022. Jepang menjadi negara yang paling banyak menanam investasi di Jateng.
"Jepang menanam modal dengan nilai USD 525.209,50 atau 46,23 persen dari total investasi di Jateng semester 1 2022," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 30 Agustus 2022.
Negara lain yang juga paling banyak menanam investasi di Jateng, yakni, Korea Selatan dengan USD 166.410,10, Singapura USD 85.183,70, Hongkong USD 60.850,40 dan Republik Rakyat Tiongkok USD 54.790,20. Menurut Ratna, alasan Jepang hingga Tiongkok banyak menanam modal ke Jateng, antara lain, karena infrastrutur dan tenaga kerja.
"Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik. Ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng," jelas Ratna.
Ratna menambahkan Jateng banyak dilirik investor karena memiliki infrastruktur andalan, seperti dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional, tol Trans Jawa, dan jaringan rel kereta api.
Baca: Capaian Realisasi Investasi di Karawang Capai Rp15,27 Triliun
Dari aspek ketersediaan energi, kata Ratna, Jateng surplus energi listrik yang didukung oleh 7.303,97 MW, jaringan gas industri, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri.
"Untuk memenuhi target investasi tahun ini, akan mengoptimalkan peran Tim Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pendampingan pelaporan realisasi investasi (LKPM), serta pengawalan dan fasilitasi penanaman modal pada proyek-proyek strategis nasional," beber Ratna.
Ratna berujar, puluhan triliun rupiah investasi di Jateng pada Semester I ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit. Jumlah ini melebihi capaian 2018 yang mencatat serapan tenaga kerja 112,883 pekerja dan pada 2019 terserap 114,743 pekerja.
Menurut Ratna, investasi masuk ke Jateng lewat dua data, Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA).
Semarang: Provinsi
Jawa Tengah membukukan realisasi investasi sebesar Rp39,19 triliun pada semester I 2022. Jepang menjadi negara yang paling banyak menanam
investasi di Jateng.
"Jepang menanam modal dengan nilai USD 525.209,50 atau 46,23 persen dari total investasi di Jateng semester 1 2022," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 30 Agustus 2022.
Negara lain yang juga paling banyak menanam investasi di Jateng, yakni, Korea Selatan dengan USD 166.410,10, Singapura USD 85.183,70, Hongkong USD 60.850,40 dan Republik Rakyat Tiongkok USD 54.790,20. Menurut Ratna, alasan Jepang hingga Tiongkok banyak menanam modal ke Jateng, antara lain, karena infrastrutur dan tenaga kerja.
"Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik. Ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng," jelas Ratna.
Ratna menambahkan Jateng banyak dilirik investor karena memiliki infrastruktur andalan, seperti dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional, tol
Trans Jawa, dan jaringan rel kereta api.
Baca:
Capaian Realisasi Investasi di Karawang Capai Rp15,27 Triliun
Dari aspek ketersediaan energi, kata Ratna, Jateng surplus energi listrik yang didukung oleh 7.303,97 MW, jaringan gas industri, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri.
"Untuk memenuhi target investasi tahun ini, akan mengoptimalkan peran Tim Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pendampingan pelaporan realisasi investasi (LKPM), serta pengawalan dan fasilitasi penanaman modal pada proyek-proyek strategis nasional," beber Ratna.
Ratna berujar, puluhan triliun rupiah investasi di Jateng pada Semester I ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit. Jumlah ini melebihi capaian 2018 yang mencatat serapan tenaga kerja 112,883 pekerja dan pada 2019 terserap 114,743 pekerja.
Menurut Ratna, investasi masuk ke Jateng lewat dua data, Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)