medcom.id, Batanghari: Tiga warga suku anak dalam yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Masjid Batu dan RSUD Hamba Kabupaten Batanghari, Jambi, mulai membaik. Ketiga pasien anak-anak itu dirawat setelah mengalami malaria dan kekurangan makanan.
Ketiga pasien itu yakni Marute, 12 tahun; Cipa, 1 tahun; dan Nipah Bungo. Ketiga suku anak dalam itu dirawat sejak lima hari ini. Kondisi ketiga suku anak dalam itu berangsur pulih. Meski sudah dinyatakan sembuh, Marute masih batuk. Sedangkan Cipa harus terus diberikan air susu ibunya agar kondisinya membaik. Ketiga pasien itu ditempatkan di ruang isolasi agar tidak terjadi penularan penyakit.
"Kondisi warga suku anak dalam mulai membaik dan boleh dinyatakan pulang. Kami pihak rumah sakit sudah memberikan beberapa jenis obat berupa sirup parasetamol dan obat yang lainnya," kata dokter Dedi di RSUD Hamba, Batanghari, Jambi, Rabu (11/3/2015).
Sebelumnya, sebelas warga suku anak dalam yang mendiami hutan di Kabupaten Batanghari, Jambi, meninggal akibat kekurangan makanan. Empat di antara mereka yaitu pria dewasa. Sedangkan sisanya anak-anak berusia 2 hingga 10 tahun.
Hingga saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Jambi belum maksimal memberikan bantuan. Dikhawatirkan para warga suku anak dalam itu terserang berbagai penyakit dan meninggal akibat kelaparan.
"Yang terpenting kondisi lingkungan mereka dijaga agar tak kambuh lagi penyakitnya. Penyakit yang diderita yakni malaria dan peradangan paru-paru," ujar Dedi.
Hasil diagnosa RSUD Hamba, Batanghari, warga suku anak dalam mengalami malaria dan radang paru-paru. Ini akibat lingkungan dan asupan makanan yang tidak sehat dan kurang gizi.
medcom.id, Batanghari: Tiga warga suku anak dalam yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Masjid Batu dan RSUD Hamba Kabupaten Batanghari, Jambi, mulai membaik. Ketiga pasien anak-anak itu dirawat setelah mengalami malaria dan kekurangan makanan.
Ketiga pasien itu yakni Marute, 12 tahun; Cipa, 1 tahun; dan Nipah Bungo. Ketiga suku anak dalam itu dirawat sejak lima hari ini. Kondisi ketiga suku anak dalam itu berangsur pulih. Meski sudah dinyatakan sembuh, Marute masih batuk. Sedangkan Cipa harus terus diberikan air susu ibunya agar kondisinya membaik. Ketiga pasien itu ditempatkan di ruang isolasi agar tidak terjadi penularan penyakit.
"Kondisi warga suku anak dalam mulai membaik dan boleh dinyatakan pulang. Kami pihak rumah sakit sudah memberikan beberapa jenis obat berupa sirup parasetamol dan obat yang lainnya," kata dokter Dedi di RSUD Hamba, Batanghari, Jambi, Rabu (11/3/2015).
Sebelumnya, sebelas warga suku anak dalam yang mendiami hutan di Kabupaten Batanghari, Jambi, meninggal akibat kekurangan makanan. Empat di antara mereka yaitu pria dewasa. Sedangkan sisanya anak-anak berusia 2 hingga 10 tahun.
Hingga saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Jambi belum maksimal memberikan bantuan. Dikhawatirkan para warga suku anak dalam itu terserang berbagai penyakit dan meninggal akibat kelaparan.
"Yang terpenting kondisi lingkungan mereka dijaga agar tak kambuh lagi penyakitnya. Penyakit yang diderita yakni malaria dan peradangan paru-paru," ujar Dedi.
Hasil diagnosa RSUD Hamba, Batanghari, warga suku anak dalam mengalami malaria dan radang paru-paru. Ini akibat lingkungan dan asupan makanan yang tidak sehat dan kurang gizi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)
