Yogyakarta: Sebanyak 350 petugas dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta disebar di berbagai titik untuk memeriksa hewan kurban. Ratusan petugas kesehatan ini disebar di empat kecamatan dan satu kota madya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dekan FKH UGM, Siti Istrina Oktavia Salasia menyebut mereka sebagai 'polisi veteriner'. Petugas kesehatan akan memastikan daging kurban yang habis disembelih layak dikonsumsi masyarakat.
"Mereka memiliki tugas menjamin kesehatan daging (hasil kurban) layak dikonsumsi," ujar Siti, Kamis, 8 Agustus 2019.
Siti berujar, petugas itu juga bertugas memperhatikan cara tepat memperlakukan hewan kurban sesuai standar animal walfare alias kesejahteraan hewan. Artinya, hewan tak diperlakukan asal dalam proses pemotongan.
"Hewan juga harus diperlakukan agar memiliki rasa aman, tenteram, dan tidak dalam kondisi stres," ucapnya.
Selain aspek kesehatan, mereka juga diberikan mandat memahami kesehatan hewan berdasarkan asal hewan kurban, termasuk misalnya yang berasal dari sekitar tempat pembuangan akhir (TPA)
Ketua pengiriman petugas pemeriksaan hewan kurban, Heru Susetya menyatakan 350 petugas itu merupakan mahasiswa S1 UGM dari vokasi dan profesi. Mereka akan bekerja bersama dinas kesehatan setempat.
Salah satu hal yang diutamakan yakni berprinsip ASUH atau hewan kurban aman, sehat, utuh, dan higienis. "Proses penyembelihan sampai ke datang warga atau konsumen dalam kondisi layak konsumsi," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sasongko menambahkan, keterlibatan ratusan petugas kesehatan dari dunia akademik itu akan membantu mengatasi sempat beredarnya kabar hewan terpapar cacing hati anthrax. Ia mengatakan masih banyak hewan di DIY yang layak konsumsi.
"Hewan kurban yang dipotong saat lebaran Iduladha biasanya lebih dari 20 ribu ekor sapi, lalu kambing dan domba masing-masing mencapai 30 ribuan ekor," katanya.
Yogyakarta: Sebanyak 350 petugas dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta disebar di berbagai titik untuk memeriksa hewan kurban. Ratusan petugas kesehatan ini disebar di empat kecamatan dan satu kota madya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dekan FKH UGM, Siti Istrina Oktavia Salasia menyebut mereka sebagai 'polisi veteriner'. Petugas kesehatan akan memastikan daging kurban yang habis disembelih layak dikonsumsi masyarakat.
"Mereka memiliki tugas menjamin kesehatan daging (hasil kurban) layak dikonsumsi," ujar Siti, Kamis, 8 Agustus 2019.
Siti berujar, petugas itu juga bertugas memperhatikan cara tepat memperlakukan hewan kurban sesuai standar animal walfare alias kesejahteraan hewan. Artinya, hewan tak diperlakukan asal dalam proses pemotongan.
"Hewan juga harus diperlakukan agar memiliki rasa aman, tenteram, dan tidak dalam kondisi stres," ucapnya.
Selain aspek kesehatan, mereka juga diberikan mandat memahami kesehatan hewan berdasarkan asal hewan kurban, termasuk misalnya yang berasal dari sekitar tempat pembuangan akhir (TPA)
Ketua pengiriman petugas pemeriksaan hewan kurban, Heru Susetya menyatakan 350 petugas itu merupakan mahasiswa S1 UGM dari vokasi dan profesi. Mereka akan bekerja bersama dinas kesehatan setempat.
Salah satu hal yang diutamakan yakni berprinsip ASUH atau hewan kurban aman, sehat, utuh, dan higienis. "Proses penyembelihan sampai ke datang warga atau konsumen dalam kondisi layak konsumsi," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sasongko menambahkan, keterlibatan ratusan petugas kesehatan dari dunia akademik itu akan membantu mengatasi sempat beredarnya kabar hewan terpapar cacing hati anthrax. Ia mengatakan masih banyak hewan di DIY yang layak konsumsi.
"Hewan kurban yang dipotong saat lebaran Iduladha biasanya lebih dari 20 ribu ekor sapi, lalu kambing dan domba masing-masing mencapai 30 ribuan ekor," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
