medcom.id, Pandeglang: Tiga jembatan bambu di Desa Sukalancar, Kecamatan Sindang Resmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, sudah puluhan tahun tak tersentuh pembangunan. Akibatnya, jembatan selalu rusak terbawa arus sungai saat hujan tiba.
"Kondisinya sudah puluhan tahun rusak, apalagi jembatan hanya terbuat dari batang bambu dan batang pohon kelapa," ujar Kepala Desa Pasir Lancar, Eni di Pandeglang, Kamis (11/2/2016).
Eni mengatakan, di Desa Pasir Lancar terdapat 12 kampung yang saling terhubung dengan ketiga jembatan tersebut, masing-masing terletak di Kampung Cibuluheun, Kampung Baru, dan Kampung Sidamulya.
"Jembatan itu selalu digunakan oleh warga. Tapi setiap hujan dan banjir jembatannya sering rusak karena hanyut terbawa ketika air meluap," terangnya.
Eni menuturkan, jika kondisi jembatan itu rusak, warga secara swadaya membangun jembatan kembali guna menghubungkan jalur transportasi antar kampung.
"Walaupun sudah diperbaiki warga, pasti rusak setiap hujan. Jadi jembatannya enggak awet, kemarin ada keluarga yang lewat jembatan itu, jatuh. Karena kondisinya memang membahayakan. Sehingga saya mengusulkan ke pemerintah," imbuhnya.
Eni Berharap agar pemerintah segera memberi perhatian dengan membangun jembatan secara permanen. Karena Eni mengaku, keberadaan 3 jembatan itu sangat diperlukan oleh warga, untuk beraktivitas sehari-hari.
medcom.id, Pandeglang: Tiga jembatan bambu di Desa Sukalancar, Kecamatan Sindang Resmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, sudah puluhan tahun tak tersentuh pembangunan. Akibatnya, jembatan selalu rusak terbawa arus sungai saat hujan tiba.
"Kondisinya sudah puluhan tahun rusak, apalagi jembatan hanya terbuat dari batang bambu dan batang pohon kelapa," ujar Kepala Desa Pasir Lancar, Eni di Pandeglang, Kamis (11/2/2016).
Eni mengatakan, di Desa Pasir Lancar terdapat 12 kampung yang saling terhubung dengan ketiga jembatan tersebut, masing-masing terletak di Kampung Cibuluheun, Kampung Baru, dan Kampung Sidamulya.
"Jembatan itu selalu digunakan oleh warga. Tapi setiap hujan dan banjir jembatannya sering rusak karena hanyut terbawa ketika air meluap," terangnya.
Eni menuturkan, jika kondisi jembatan itu rusak, warga secara swadaya membangun jembatan kembali guna menghubungkan jalur transportasi antar kampung.
"Walaupun sudah diperbaiki warga, pasti rusak setiap hujan. Jadi jembatannya enggak awet, kemarin ada keluarga yang lewat jembatan itu, jatuh. Karena kondisinya memang membahayakan. Sehingga saya mengusulkan ke pemerintah," imbuhnya.
Eni Berharap agar pemerintah segera memberi perhatian dengan membangun jembatan secara permanen. Karena Eni mengaku, keberadaan 3 jembatan itu sangat diperlukan oleh warga, untuk beraktivitas sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
