Semarang: Sembilan daerah Jawa Tengah dinyatakan darurat banjir dan umlah warga terdampak capai 226.601 jiwa dengan 36.086 jiwa di antaranya mengungsi serta 15 orang meninggal.
Banjir hingga hari ini masih merendam sembilan daerah di Jawa Tengah yang juga telah ditetapkan darurat banjir yakni Kota/Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Grobogan, sebagian kawasan surut tetapi sebagian besar lain malahan meluas dan meninggi.
Banjir di Demak semakin tinggi dan meluas bahkan tidak hanya di pinggiran, perkotaan juga terendam termasuk halaman Masjid Agung Demak dan komplek makam Kadilangu akibat meluapnya sejumlah sungai dan jebolnya tanggul.
"Kota Demak masih kebanjiran dengan ketinggian 50 centimeter," kata Jafar, 55, warga Sayung, Demak, Selasa, 19 Maret 2024.
Upaya memperbaiki tanggul jebol juga masih dilakukan terutama di Sungai Wulan, bahkan seperti banjir Februari lalu setelah dilakukan penambalan ada 30 pompa air didatangkan kembali untuk mengeringkan banjir terjadi saat ini.
"Diperkirakan membutuhkan waktu dua pekan untuk pemompaan," kata Sarwan,34, relawan di Karanganyar, Demak.
Hal itu juga diungkapkan Kepala Satuan Lalulintas Polres Demak Ajun Komisaris Lingga Ramdhani, karena Kota Demak masih terendam banjir kendaraan melintas dengan tujuan Kudus atau sebaliknya dialirkan melalui Jalan Lingkar Demak, kemudian ke arah Jepara mengingat di Karanganyar (Demak) jalur juga terputus akibat tertutup banjir.
Di Kudus satu korban meninggal akibat banjir bertambah dari sebelumnya lima orang menjadi tujuh orang dan banjir juga masih merendam 31 desa di Lina kecamatan dengan ketinggian 20-70 centimeter.
"Ada tujuh meninggal yakni enam orang tenggelam dan satu tersengat listrik saat banjir," ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus Ahmad Munaji.
Semarang: Sembilan daerah
Jawa Tengah dinyatakan darurat
banjir dan umlah warga terdampak capai 226.601 jiwa dengan 36.086 jiwa di antaranya mengungsi serta 15 orang meninggal.
Banjir hingga hari ini masih merendam sembilan daerah di Jawa Tengah yang juga telah ditetapkan darurat banjir yakni Kota/Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Grobogan, sebagian kawasan surut tetapi sebagian besar lain malahan meluas dan meninggi.
Banjir di Demak semakin tinggi dan meluas bahkan tidak hanya di pinggiran, perkotaan juga terendam termasuk halaman Masjid Agung Demak dan komplek makam Kadilangu akibat meluapnya sejumlah sungai dan jebolnya tanggul.
"Kota Demak masih kebanjiran dengan ketinggian 50 centimeter," kata Jafar, 55, warga Sayung, Demak, Selasa, 19 Maret 2024.
Upaya memperbaiki tanggul jebol juga masih dilakukan terutama di Sungai Wulan, bahkan seperti banjir Februari lalu setelah dilakukan penambalan ada 30 pompa air didatangkan kembali untuk mengeringkan banjir terjadi saat ini.
"Diperkirakan membutuhkan waktu dua pekan untuk pemompaan," kata Sarwan,34, relawan di Karanganyar, Demak.
Hal itu juga diungkapkan Kepala Satuan Lalulintas Polres Demak Ajun Komisaris Lingga Ramdhani, karena Kota Demak masih terendam banjir kendaraan melintas dengan tujuan Kudus atau sebaliknya dialirkan melalui Jalan Lingkar Demak, kemudian ke arah Jepara mengingat di Karanganyar (Demak) jalur juga terputus akibat tertutup banjir.
Di Kudus satu korban meninggal akibat banjir bertambah dari sebelumnya lima orang menjadi tujuh orang dan banjir juga masih merendam 31 desa di Lina kecamatan dengan ketinggian 20-70 centimeter.
"Ada tujuh meninggal yakni enam orang tenggelam dan satu tersengat listrik saat banjir," ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus Ahmad Munaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
