Lumajang: Sejumlah petani di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terpaksa memanen dini cabai di lahan pertanian milik mereka. Pasalnya, sebagian cabai diterjang abu vulkanis akibat awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021.
"Ini menghindari agar tidak rusak. Kalau panen waktunya masih lama, kurang lebihnya tiga bulan lagi baru masa panen," kata Yati, 45, petani asal Desa Supiturang, kepada Medcom.id, Rabu 8 Desember 2021.
Yati mengaku, cabai yang ditanamnya adalah jenis cabai besar. Sebagian cabai milik nya rusak akibat erupsi Gunung Semeru.
"Jadi ini ngambil yang rusak-rusak dulu. Kalau dibiarkan bisa busuk. Ini nanti bisa dijual. Masih bisa dikonsumsi," ungkapnya.
Baca: Polda Jatim Turunkan 14 Alat Berat Cari Korban Semeru
Cabai yang tidak begitu terdampak tetap dirawat hingga masa panen. Umur tanaman cabai milik Yati ini masih berusia tiga bulan.
"Luas lahan saya kurang lebih 1 hektare. Kerugian tidak seberapa karena suma sedikit yang rusak. Kalau lahan di bawah itu sudah masa panen, punya saya belum," jelasnya.
Yati berharap, agar musibah yang menimpa wilayah tempat tinggal bisa segera berakhir. Sehingga ia bersama keluarganya bisa pulang ke rumah dan beraktifitas seperti biasa.
"Ini saya mengungsi. Semoga cepat selesai, tidak ada erupsi lagi. Saya kalau malam pulang ke pengungsian. Rumah saya cuma sedikit rusak, enggak seberapa parah," terangnya.
Lumajang: Sejumlah petani di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terpaksa memanen dini cabai di lahan pertanian milik mereka. Pasalnya, sebagian cabai diterjang abu vulkanis akibat awan panas guguran
Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021.
"Ini menghindari agar tidak rusak. Kalau panen waktunya masih lama, kurang lebihnya tiga bulan lagi baru masa panen," kata Yati, 45, petani asal Desa Supiturang, kepada Medcom.id, Rabu 8 Desember 2021.
Yati mengaku, cabai yang ditanamnya adalah jenis cabai besar. Sebagian cabai milik nya rusak akibat erupsi Gunung Semeru.
"Jadi ini ngambil yang rusak-rusak dulu. Kalau dibiarkan bisa busuk. Ini nanti bisa dijual. Masih bisa dikonsumsi," ungkapnya.
Baca: Polda Jatim Turunkan 14 Alat Berat Cari Korban Semeru
Cabai yang tidak begitu terdampak tetap dirawat hingga masa panen. Umur tanaman cabai milik Yati ini masih berusia tiga bulan.
"Luas lahan saya kurang lebih 1 hektare. Kerugian tidak seberapa karena suma sedikit yang rusak. Kalau lahan di bawah itu sudah masa panen, punya saya belum," jelasnya.
Yati berharap, agar musibah yang menimpa wilayah tempat tinggal bisa segera berakhir. Sehingga ia bersama keluarganya bisa pulang ke rumah dan beraktifitas seperti biasa.
"Ini saya mengungsi. Semoga cepat selesai, tidak ada erupsi lagi. Saya kalau malam pulang ke pengungsian. Rumah saya cuma sedikit rusak, enggak seberapa parah," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
