Pasuruan: Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur menyiapkan skema pemindahan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) yang ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong, Kota Pasuruan pascaambruknya gedung yang menewaskan dua orang.
Sekretaris Daerah Kota Pasuruan, Bahrul Umum mengatakan ada beberapa skema yang disiapkan terkait dengan ambruknya atap bangunan sekolah tersebut.
"Salah satunya adalah menggabungkan proses kegiatan belajar mengajar itu ke kelas lain yang kondisinya masih bagus. Namun, sebelum pemindahan dilakukan terlebih dahulu kami melakukan pemeriksaan apakah bangunan yang ada saat ini masih layak," kata Bahrul saat dikonfirmasi di Kota Pasuruan, Rabu, 6 November 2019.
Bahrul menjelaskan skema kedua yang dilakukan yaitu dengan memindahkan belajar mengajar itu ke sekolah terdekat, tapi pemkot belum menentukan sekolah mana yang akan digabungkan selama proses perbaikan berlangsung.
"Kalau untuk skema proses belajar mengajar di tenda, Pak Wali Kota Pasuruan tidak mengizinkan," jelas Bahrul.
Bahrul juga meminta proses olah tempat kejadian perkara segera diselesaikan supaya siswa yang akan bersekolah tidak trauma melihat reruntuhan bangunan sekolah.
"Karena sebelum proses sekolah berlangsung, kami juga akan melakukan pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologi siswa," ungkap Bahrul.
Sebelumnya dua orang meninggal, terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa, 5 November 2019 pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.
Pasuruan: Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur menyiapkan skema pemindahan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) yang ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong, Kota Pasuruan pascaambruknya gedung yang menewaskan dua orang.
Sekretaris Daerah Kota Pasuruan, Bahrul Umum mengatakan ada beberapa skema yang disiapkan terkait dengan ambruknya atap bangunan sekolah tersebut.
"Salah satunya adalah menggabungkan proses kegiatan belajar mengajar itu ke kelas lain yang kondisinya masih bagus. Namun, sebelum pemindahan dilakukan terlebih dahulu kami melakukan pemeriksaan apakah bangunan yang ada saat ini masih layak," kata Bahrul saat dikonfirmasi di Kota Pasuruan, Rabu, 6 November 2019.
Bahrul menjelaskan skema kedua yang dilakukan yaitu dengan memindahkan belajar mengajar itu ke sekolah terdekat, tapi pemkot belum menentukan sekolah mana yang akan digabungkan selama proses perbaikan berlangsung.
"Kalau untuk skema proses belajar mengajar di tenda, Pak Wali Kota Pasuruan tidak mengizinkan," jelas Bahrul.
Bahrul juga meminta proses olah tempat kejadian perkara segera diselesaikan supaya siswa yang akan bersekolah tidak trauma melihat reruntuhan bangunan sekolah.
"Karena sebelum proses sekolah berlangsung, kami juga akan melakukan pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologi siswa," ungkap Bahrul.
Sebelumnya dua orang meninggal, terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa, 5 November 2019 pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
