Bandung: Pembangunan dan penyelesaian persoalan di Kota Bandung perlu adanya kolaborasi serta sinergitas antara seluruh elemen masyarakat. Namun kolaborasi tersebut memuat gagasan juga gerakan diperlukan emuat gagasan serta gerakan kolektif dari masyarakat.
Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bandung Arfi Rafnialdi mengatakan, membangun Kota Bandung mesti mengedepankan semangat kolaborasi. Menurutnya, kekuatan Kota Bandung terletak pada kekompakan dan kesediaan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan maupun penanganan berbagai persoalan.
"Kota Bandung memang kuat karena warganya, tidak perlu lagi pahlawan super. Hal yang menjadi kebutuhan, yakni kekompakan yang makin padu, kemudian bahu-membahu memberikan kontribusi dengan kekuatan masing-masing," kata Arfi, saat bersilaturahmi ke Masyarakat Tionghoa Peduli (MTP), Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Senin, 9 Juli 2024.
Dia mengatakan, semangat kebersamaan di tengah keberagaman mesti semakin kuat. Alhasil, kerukunan antarmasyarakat Indonesia, terutama Kota Bandung terhindar dari cerai-berai.
"Bersilaturahmi dengan jajaran pengurus, menjadi kesempatan perdana. Ternyata, sangat keren, ada sarana edukasi yang menceritakan, bahwa Tionghoa sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya nusantara yang juga mewarnai kehidupan di Kota Bandung," ucap dia.
Sementara itu Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya menuturkan, kolaborasi pemerintah dengan berbagai elemen masyarakat sudah berjalan baik di Kota Bandung.
"Apalagi dengan beliau-beliau (pengurus YDSP dan MTP), sudah sering menjalin kolaborasi. Sejauh ini, kiprah beliau-beliau juga luar biasa baik. Mempererat silaturahmi menjadi hal utama dari kunjungan, bukan (semata-mata) berkaitan dengan Pilkada," ucap Edwin.
Gerakan sosial YDSP dan MTP selama pandemi Covid-19, ucap Edwin, merupakan contoh wujud nyata kolaborasi dalam menanggulangi persoalan. Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung itu kerap memberi bantuan kepada masyarakat. Keragaman etnik di Kota Bandung, menurut Edwin, terus berperan sebagai salah satu kekuatan.
"Tionghoa maupun etnik lain, tetap bagian dari masyarakat Indonesia. Hal paling penting, punya tujuan bersama untuk membangun, menyejahterakan, menjaga Kota Bandung," ucap dia.
Sementara itu, Koordinator MTP, Djoni Toat mengatakan, terbuka bersilaturahmi dengan siapa pun. Pihaknya memandang, memperetat silaturahmi merupakan hal penting.
"Kehomatan bagi kami beroleh kunjungan Kang Arfi bersama Pak Edwin. Silaturahmi kami dengan Pak Edwin terjalin sejak lama. Pak Edwin pun senantiasa mendukung kami dalam pelaksanaan kegiatan sosial semasa pandemi Covid-19 lalu. Kami turut mendoakan yang terbaik bagi Kang Arfi," ucap Djoni.
Bandung: Pembangunan dan penyelesaian persoalan di Kota Bandung perlu adanya kolaborasi serta sinergitas antara seluruh elemen masyarakat. Namun kolaborasi tersebut memuat gagasan juga gerakan diperlukan emuat gagasan serta gerakan kolektif dari masyarakat.
Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bandung Arfi Rafnialdi mengatakan, membangun Kota Bandung mesti mengedepankan semangat kolaborasi. Menurutnya, kekuatan Kota Bandung terletak pada kekompakan dan kesediaan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan maupun penanganan berbagai persoalan.
"Kota Bandung memang kuat karena warganya, tidak perlu lagi pahlawan super. Hal yang menjadi kebutuhan, yakni kekompakan yang makin padu, kemudian bahu-membahu memberikan kontribusi dengan kekuatan masing-masing," kata Arfi, saat bersilaturahmi ke Masyarakat Tionghoa Peduli (MTP), Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Senin, 9 Juli 2024.
Dia mengatakan, semangat kebersamaan di tengah keberagaman mesti semakin kuat. Alhasil, kerukunan antarmasyarakat Indonesia, terutama Kota Bandung terhindar dari cerai-berai.
"Bersilaturahmi dengan jajaran pengurus, menjadi kesempatan perdana. Ternyata, sangat keren, ada sarana edukasi yang menceritakan, bahwa Tionghoa sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya nusantara yang juga mewarnai kehidupan di Kota Bandung," ucap dia.
Sementara itu Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya menuturkan, kolaborasi pemerintah dengan berbagai elemen masyarakat sudah berjalan baik di Kota Bandung.
"Apalagi dengan beliau-beliau (pengurus YDSP dan MTP), sudah sering menjalin kolaborasi. Sejauh ini, kiprah beliau-beliau juga luar biasa baik. Mempererat silaturahmi menjadi hal utama dari kunjungan, bukan (semata-mata) berkaitan dengan Pilkada," ucap Edwin.
Gerakan sosial YDSP dan MTP selama pandemi Covid-19, ucap Edwin, merupakan contoh wujud nyata kolaborasi dalam menanggulangi persoalan. Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung itu kerap memberi bantuan kepada masyarakat. Keragaman etnik di Kota Bandung, menurut Edwin, terus berperan sebagai salah satu kekuatan.
"Tionghoa maupun etnik lain, tetap bagian dari masyarakat Indonesia. Hal paling penting, punya tujuan bersama untuk membangun, menyejahterakan, menjaga Kota Bandung," ucap dia.
Sementara itu, Koordinator MTP, Djoni Toat mengatakan, terbuka bersilaturahmi dengan siapa pun. Pihaknya memandang, memperetat silaturahmi merupakan hal penting.
"Kehomatan bagi kami beroleh kunjungan Kang Arfi bersama Pak Edwin. Silaturahmi kami dengan Pak Edwin terjalin sejak lama. Pak Edwin pun senantiasa mendukung kami dalam pelaksanaan kegiatan sosial semasa pandemi Covid-19 lalu. Kami turut mendoakan yang terbaik bagi Kang Arfi," ucap Djoni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)