Jakarta: Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita ingin penanganan HIV/AIDS komprehensif. Agus ingin penanganan juga melibatkan semua pihak mengingat angka jangkitan penyakit itu terus mengkhawatirkan.
"Haruslah komprehensif dalam menangani HIV/AIDS," kata Agus seperti dilansir Antara, Rabu, 20 Februari 2019.
Agus menjelaskan, angka pengidap HIV-AIDS di Indonesia masih tergolong tinggi yang berdasarkan data Kementerian Kesehatan, menyebutkan sampai 2018, tercatat sebanyak 314.143 kasus HIV dan 111.973 kasus AIDS.
"Penyebaran tertinggi pada kelompok umur 20 ¿ 49 tahun. Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan karena populasi tertinggi justru ditemukan pada usia produktif yang seharusnya jadi subyek dan penggerak pembangunan," jelas Agus.
Agus kembali mengatakan, kondisi tertular HIV-AIDS sangat berpengaruh pada berbagai aspek fisik dan psikologis, yang kemudian bisa menjadi masalah sosial ketika terjadi diskriminasi.
Dalam kaitan itu, Kementerian Sosial telah mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat dan terencana, salah satunya sejak 2017-2018 Kementerian Sosial telah mengukuhkan 2000 Sahabat Peduli ODHA dan tahun 2019 ini kembali mengukuhkan 1000 Sahabat Peduli ODHA.
"Mereka yang dikukuhkan diharapkan dapat menjadi pioneer, agen-agen di masyarakat yang memberikan pemahaman yang tepat dan
benar tentang HIV-AIDS," beber Agus.
Di samping hal tersebut Kementerian Sosial juga menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi sosial bagi mereka yang terdampak HIV melalui Balai dan Loka Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV.
Agus ingin penanggulangan HIV/AIDS hendaknya dibarengi dengan pemahaman bahwa masalah ini sudah menjadi masalah yang mendesak dan perlu segera ditangani.
"Upaya penanggulangan ini harus memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya serta diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga," pungkas Agus.
Jakarta: Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita ingin penanganan HIV/AIDS komprehensif. Agus ingin penanganan juga melibatkan semua pihak mengingat angka jangkitan penyakit itu terus mengkhawatirkan.
"Haruslah komprehensif dalam menangani HIV/AIDS," kata Agus seperti dilansir
Antara, Rabu, 20 Februari 2019.
Agus menjelaskan, angka pengidap HIV-AIDS di Indonesia masih tergolong tinggi yang berdasarkan data Kementerian Kesehatan, menyebutkan sampai 2018, tercatat sebanyak 314.143 kasus HIV dan 111.973 kasus AIDS.
"Penyebaran tertinggi pada kelompok umur 20 ¿ 49 tahun. Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan karena populasi tertinggi justru ditemukan pada usia produktif yang seharusnya jadi subyek dan penggerak pembangunan," jelas Agus.
Agus kembali mengatakan, kondisi tertular HIV-AIDS sangat berpengaruh pada berbagai aspek fisik dan psikologis, yang kemudian bisa menjadi masalah sosial ketika terjadi diskriminasi.
Dalam kaitan itu, Kementerian Sosial telah mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat dan terencana, salah satunya sejak 2017-2018 Kementerian Sosial telah mengukuhkan 2000 Sahabat Peduli ODHA dan tahun 2019 ini kembali mengukuhkan 1000 Sahabat Peduli ODHA.
"Mereka yang dikukuhkan diharapkan dapat menjadi pioneer, agen-agen di masyarakat yang memberikan pemahaman yang tepat dan
benar tentang HIV-AIDS," beber Agus.
Di samping hal tersebut Kementerian Sosial juga menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi sosial bagi mereka yang terdampak HIV melalui Balai dan Loka Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV.
Agus ingin penanggulangan HIV/AIDS hendaknya dibarengi dengan pemahaman bahwa masalah ini sudah menjadi masalah yang mendesak dan perlu segera ditangani.
"Upaya penanggulangan ini harus memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya serta diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga," pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
