medcom.id, Surakarta: Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kota Surakarta, Jawa Tengah, genap berusia 270 tahun. Momentum itu ditandai dengan prosesi syukuran sederhana yang digelar di Sasana Handrawina, Senin (10/11/2014).
Acara bertajuk Adeging Karaton Surakarta Hadiningrat itu diikuti oleh keluarga keraton, para kerabat, sentana dan ratusan abdidalem. Mereka seluruhnya mengenakan pakaian adat Jawa, laki-laki memakai beskap dan perempuan memakai kebaya.
Prosesi syukuran dipimpin oleh putra almarhum Paku Buwono XII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger. Diawali dengan pembacaan tahlil dan doa oleh ulama keraton, wilujengan, diakhiri dengan dhukutan kiblat papat.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, Kanjeng Pangeran Winarnokusumo, menjelaskan, Adeging Karaton Surakarta pada intinya adalah peringatan berdirinya pusat pemerintahan eks Kerisidenan Surakarta di masa lalu. Momentum itu dihitung sejak peristiwa boyong kedhaton atau pindahnya keraton dari Kartasura ke Desa Solo pada masa pemerintahan Paku Buwono II.
"Kalau dalam hitungan tahun Jawa Keraton Surakarta atau negara Surakarta itu berdiri 12 Sura tahun je 1670 atau sudah berusia 278 tahun, sedangkan dalam hitungan Masehi 270 tahun," kata dia.
Winarnokusumo menambahkan, di usianya ke-270 tahun, Keraton Surakarta diharapakan bisa membawa ketentraman dan kemakmuran bagi masyarakat luas. Mereka juga meneguhkan tekad untuk tetap bertahan dan memainkan fungsinya sebagai benteng budaya Jawa.
"Keberadaan Keraton Surakarta sampai saat ini masih diakui oleh masyarakat, tidak hanya di Jawa tetapi juga mancanegara. Kami berharap di masa mendatang pemerintah lebih memerhatikan keberadaannya," kata Winarnokusumo.
medcom.id, Surakarta: Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kota Surakarta, Jawa Tengah, genap berusia 270 tahun. Momentum itu ditandai dengan prosesi syukuran sederhana yang digelar di Sasana Handrawina, Senin (10/11/2014).
Acara bertajuk Adeging Karaton Surakarta Hadiningrat itu diikuti oleh keluarga keraton, para kerabat, sentana dan ratusan abdidalem. Mereka seluruhnya mengenakan pakaian adat Jawa, laki-laki memakai beskap dan perempuan memakai kebaya.
Prosesi syukuran dipimpin oleh putra almarhum Paku Buwono XII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger. Diawali dengan pembacaan tahlil dan doa oleh ulama keraton, wilujengan, diakhiri dengan dhukutan kiblat papat.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, Kanjeng Pangeran Winarnokusumo, menjelaskan, Adeging Karaton Surakarta pada intinya adalah peringatan berdirinya pusat pemerintahan eks Kerisidenan Surakarta di masa lalu. Momentum itu dihitung sejak peristiwa boyong kedhaton atau pindahnya keraton dari Kartasura ke Desa Solo pada masa pemerintahan Paku Buwono II.
"Kalau dalam hitungan tahun Jawa Keraton Surakarta atau negara Surakarta itu berdiri 12 Sura tahun je 1670 atau sudah berusia 278 tahun, sedangkan dalam hitungan Masehi 270 tahun," kata dia.
Winarnokusumo menambahkan, di usianya ke-270 tahun, Keraton Surakarta diharapakan bisa membawa ketentraman dan kemakmuran bagi masyarakat luas. Mereka juga meneguhkan tekad untuk tetap bertahan dan memainkan fungsinya sebagai benteng budaya Jawa.
"Keberadaan Keraton Surakarta sampai saat ini masih diakui oleh masyarakat, tidak hanya di Jawa tetapi juga mancanegara. Kami berharap di masa mendatang pemerintah lebih memerhatikan keberadaannya," kata Winarnokusumo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)
