Solo: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Solo mulai dibangun. Pembangunan ditandai dengan ground breaking di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Rabu, 23 Oktober 2019.
Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), Elan Syuherlan selaku investor PLTSa di Solo mengatakan proyek sudah digagas sejak 2016. "Baru tahun ini bisa terlaksana," kata Elan.
Adapun PLTSa akan menghasilkan listrik sebesar 5 Megawatt. Ke depan, PLTSa dimungkinkan akan dikembangkan hingga menghasilkan listrik 10 Megawatt.
Untuk membangun Infrastrukturnya, PT SCMPP membutuhkan biaya sekitar USD 23 juta. 70 persen biaya atau sebesar USD 16 juta berasal dari pinjaman.
"30 persen pembiayaan dari modal kami. 70 persennya kami pinjam dari China Construction Bank (CCB) Indonesia," kata Elan.
Utang tersebut rencananya akan dilunasi dalam waktu delapan tahun. "Saya kira cukup waktunya, karena kontrak kita dengan Pemkot Solo kan 20 tahun," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan sampah masih menjadi persoalan utama di Solo. Sebab sampah di Solo mencapai 250 ton per hari.
"PLTSa ini adalah solusinya. Jika tidak diolah, sampah akan menumpuk dan menimbulkan masalah lain. Dengan PLTSa maka sampah nantinya akan habis," kata wali kota.
Solo: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Solo mulai dibangun. Pembangunan ditandai dengan
ground breaking di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Rabu, 23 Oktober 2019.
Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), Elan Syuherlan selaku investor PLTSa di Solo mengatakan proyek sudah digagas sejak 2016. "Baru tahun ini bisa terlaksana," kata Elan.
Adapun PLTSa akan menghasilkan listrik sebesar 5 Megawatt. Ke depan, PLTSa dimungkinkan akan dikembangkan hingga menghasilkan listrik 10 Megawatt.
Untuk membangun Infrastrukturnya, PT SCMPP membutuhkan biaya sekitar USD 23 juta. 70 persen biaya atau sebesar USD 16 juta berasal dari pinjaman.
"30 persen pembiayaan dari modal kami. 70 persennya kami pinjam dari China Construction Bank (CCB) Indonesia," kata Elan.
Utang tersebut rencananya akan dilunasi dalam waktu delapan tahun. "Saya kira cukup waktunya, karena kontrak kita dengan Pemkot Solo kan 20 tahun," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan sampah masih menjadi persoalan utama di Solo. Sebab sampah di Solo mencapai 250 ton per hari.
"PLTSa ini adalah solusinya. Jika tidak diolah, sampah akan menumpuk dan menimbulkan masalah lain. Dengan PLTSa maka sampah nantinya akan habis," kata wali kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)
