COP28 membahas  transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih yang menjadi tantangan di Indonesia. (Foto: Dok. Mifa)
COP28 membahas transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih yang menjadi tantangan di Indonesia. (Foto: Dok. Mifa)

Tantangan Market di Era Transisi Energi untuk Produsen Batu Bara di Ujung Barat Sumatera

Patrick Pinaria • 07 Agustus 2024 19:41
Jakarta: Di COP28 (Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change), diskusi tentang transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih menjadi sorotan utama. Konferensi di Dubai menghasilkan kesepakatan untuk 'beralih dari' bahan bakar fosil dalam sistem energi, dengan tujuan mencapai emisi nol bersih pada 2050.
 
Hal ini akan mempengaruhi langsung terhadap investasi dunia terhadap energi bersih dan berdampak langsung pada penurunan permintaan bahan bakar fosil, khususnya batu bara. Ini menjadi tantangan tentunya di Indonesia termasuk di Provinsi Aceh selaku salah satu daerah penghasil batubara Indonesia di ujung barat Pulau Sumatera.
 
PT Mifa Bersaudara (MIFA), anak perusahaan Media Djaya Bersama Group, telah beroperasi lebih dari satu dekade dan berhasil mendominasi ekspor batu bara dari Kabupaten Aceh Barat dengan market India dan ASEAN. MIFA memiliki karakteristik batu bara rendah kalori di angka 2.800-3.400 dengan harga jual relatif lebih rendah.

Direktur PT Mifa Bersaudara Adi Risfandi dalam paparannya di acara The 3rd Sumatera Coal Outlook Conference, Rabu, 7 Agustus 2024 menyampaikan, perubahan menuju transisi energi ini akan memaksa industri batubara secara global menyesuaikan strategi bisnis, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan memastikan keberlanjutan operasi di tengah transisi global ini.
 
"PT Mifa Bersaudara telah menerapkan beberapa inovasi teknologi, serta melakukan peningkatan dan perbaikan dalam rencana penambangan guna meningkatkan efisiensi, serta mengurangi biaya produksi agar tetap kompetitif di pasar energi yang berubah. Selain itu, kita juga terus melakukan perbaikan dalam aspek pengelolaan lingkungan untuk operasional tambang dengan memulai beradaptasi melakukan berbagai langkah strategis salah satunya dalam upaya mengurangi emisi karbon," ungkap Adi.

 

 
Baca: PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari Terima Penghargaan TJSLP Aceh 2024

 
Salah satu contoh di PT Mifa Bersaudara telah dilakukan perpindahan energi dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil ke pembangkit listrik yang di-supply oleh PLN di Area CCP (Coal Crushing Plant), Operasi Pelabuhan, dan Mess.
 
"Selain itu, saat ini kami juga sedang melakukan penjajakan perihal penggunaan sumber energi terbarukan melalui tenaga mikrohidro untuk pembangkit Listrik di area WMP (Water Monitoring Poin) dan mendalami beberapa studi lainnya untuk opsi penggunaan energi bersih," jelas Adi.
 
Menurutnya, kehadiran industri batu bara di Sumatera tentunya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan energi Indonesia, termasuk berkontribusi dalam keamanan energi nasional ke depannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan