Malang: Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 membawa berkah bagi para perajin lampion di Kota Malang, Jawa Timur. Salah satunya perajin lampion di Jalan Juanda, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, Yoga, yang mendapat peningkatan pesanan lampion lebih dari 100 persen.
Yoga mengaku biasanya dalam satu bulan, pesanan lampion yang datang kepadanya berada di kisaran angka 1.000 hingga 1.500 lampion. Namun jelang Imlek, pesanan meningkat hingga 4.500 lampion.
"Pesanan lampion jelang Imlek tahun ini meningkat dari tahun kemarin. Tahun lalu kami produksi 3.500 lampion, sedangkan tahun ini sudah mencapai 4.500 lampion," kata Yoga saat ditemui Medcom.id, Rabu, 22 Januari 2020.
Yoga menambahkan mayoritas pesanan lampion di tempatnya berasal dari luar Malang, bahkan hingga luar negeri. Untuk satu buah lampion, dibanderol dengan harga antara Rp12.500 hingga Rp100 ribu.
"Lampion itu biasanya yang berbentuk bola besar berdiameter 1-2 meter. Imlek ini, kalau pesanan lampion dengan gambar khusus enggak ada, paling cuma tulisan China-nya yang di pesan," jelas Yoga.
Untuk mengerjakan ribuan lampion ini, butuh 9-15 pekerja. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar dua bulan. Sebab, lampion tersebut harus sudah rampung dua sampai tiga minggu sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.
"Kami biasanya menerima pesanan dari instansi atau perorangan. Kalau dari Klenteng enggak ada. Cuma kemarin ada pesanan dari Vihara di daerah Singkawang, Kalimantan Barat sebanyak 2.500 lampion," pungkas Yoga.
Sebagai informasi, lampion berwarna merah memang seringkali dijumpai saat perayaan Imlek. Lampion ini terbuat dari kertas yang melingkari sumber api dan biasanya digunakan untuk sumber pencahayaan.
Lampion memang memiliki arti dan makna tersendiri saat perayaan Imlek. Dalam legenda Tionghoa, lampion berfungsi untuk mengusir atau menjauhkan pemilik rumah dari segala keburukan.
Malang: Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 membawa berkah bagi para perajin lampion di Kota Malang, Jawa Timur. Salah satunya perajin lampion di Jalan Juanda, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, Yoga, yang mendapat peningkatan pesanan lampion lebih dari 100 persen.
Yoga mengaku biasanya dalam satu bulan, pesanan lampion yang datang kepadanya berada di kisaran angka 1.000 hingga 1.500 lampion. Namun jelang Imlek, pesanan meningkat hingga 4.500 lampion.
"Pesanan lampion jelang Imlek tahun ini meningkat dari tahun kemarin. Tahun lalu kami produksi 3.500 lampion, sedangkan tahun ini sudah mencapai 4.500 lampion," kata Yoga saat ditemui Medcom.id, Rabu, 22 Januari 2020.
Yoga menambahkan mayoritas pesanan lampion di tempatnya berasal dari luar Malang, bahkan hingga luar negeri. Untuk satu buah lampion, dibanderol dengan harga antara Rp12.500 hingga Rp100 ribu.
"Lampion itu biasanya yang berbentuk bola besar berdiameter 1-2 meter. Imlek ini, kalau pesanan lampion dengan gambar khusus enggak ada, paling cuma tulisan China-nya yang di pesan," jelas Yoga.
Untuk mengerjakan ribuan lampion ini, butuh 9-15 pekerja. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar dua bulan. Sebab, lampion tersebut harus sudah rampung dua sampai tiga minggu sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.
"Kami biasanya menerima pesanan dari instansi atau perorangan. Kalau dari Klenteng enggak ada. Cuma kemarin ada pesanan dari Vihara di daerah Singkawang, Kalimantan Barat sebanyak 2.500 lampion," pungkas Yoga.
Sebagai informasi, lampion berwarna merah memang seringkali dijumpai saat perayaan Imlek. Lampion ini terbuat dari kertas yang melingkari sumber api dan biasanya digunakan untuk sumber pencahayaan.
Lampion memang memiliki arti dan makna tersendiri saat perayaan Imlek. Dalam legenda Tionghoa, lampion berfungsi untuk mengusir atau menjauhkan pemilik rumah dari segala keburukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
