Pontianak: Sebanyak lima orang anak yang masih di bawah umur di Pontianak, Kalimantan Barat memperkosa seorang anak berusia enam tahun. Kekerasan seksual ini dinilai karena adanya pengaruh konten pornografi yang diakses oleh para pelaku lewat telepon genggam.
Orang tua korban pun melaporkan kasus tersebut kepada Polresta Pontianak Kota. Polisi sudah memeriksa lima anak yang diduga pelaku. Kelima anak diperiksa dengan didampingi oleh orangtuanya.
Polisi menyebut pelaku melakukan kekerasan seksual tersebut di waktu yang berbeda. Korban menyebut kekerasan seksual telah terjadi sejak tahun 2020 di tempat yang berbeda.
"Salah satu diduga pelaku telah melakukan pencabulan, kemudian keempat pelaku lainnya melakukan pencabulannya di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda, artinya tidak secara bersama sama," jelas Kasat Reskrim Polres Pontianak AKP Indra Asrianto dalam tayangan Top News di Metro TV, Jumat, 6 November 2021.
Aksi kekerasan seksua terhadap anak ini dinilai karena terpengaruh dari konten pornografi lewat telepon genggam. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Kalbar meminta orang tua untuk terus mengawasi aktivitas anak terkait penggunan telepon genggam.
"Jadi bagaimana caranya kita memberikan edukasi, sosialisasi dan pemahaman kepada orangtua bahwa bahaya dari penggunaan handphone saat ini sudah sangat luar biasa liarnya di tangan anak anak kita semua," ujar Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak.
KPPAD Kalbar menyerahkan kasus ini Polresta Pontianak Kota. Eka meminta kepolisian tetap mengacu kepada Undang Undang Perlindungan Anak dan sistem peradilan anak. (Widya Finola Ifani Putri)
Pontianak: Sebanyak lima orang anak yang masih di bawah umur di Pontianak, Kalimantan Barat memperkosa seorang anak berusia enam tahun. Kekerasan seksual ini dinilai karena adanya pengaruh konten pornografi yang diakses oleh para pelaku lewat telepon genggam.
Orang tua korban pun melaporkan kasus tersebut kepada Polresta Pontianak Kota. Polisi sudah memeriksa lima anak yang diduga pelaku. Kelima anak diperiksa dengan didampingi oleh orangtuanya.
Polisi menyebut pelaku melakukan kekerasan seksual tersebut di waktu yang berbeda. Korban menyebut kekerasan seksual telah terjadi sejak tahun 2020 di tempat yang berbeda.
"Salah satu diduga pelaku telah melakukan pencabulan, kemudian keempat pelaku lainnya melakukan pencabulannya di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda, artinya tidak secara bersama sama," jelas Kasat Reskrim Polres Pontianak AKP Indra Asrianto dalam tayangan Top News di Metro TV, Jumat, 6 November 2021.
Aksi kekerasan seksua terhadap anak ini dinilai karena terpengaruh dari konten pornografi lewat telepon genggam. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Kalbar meminta orang tua untuk terus mengawasi aktivitas anak terkait penggunan telepon genggam.
"Jadi bagaimana caranya kita memberikan edukasi, sosialisasi dan pemahaman kepada orangtua bahwa bahaya dari penggunaan handphone saat ini sudah sangat luar biasa liarnya di tangan anak anak kita semua," ujar Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak.
KPPAD Kalbar menyerahkan kasus ini Polresta Pontianak Kota. Eka meminta kepolisian tetap mengacu kepada Undang Undang Perlindungan Anak dan sistem peradilan anak. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)
