Mamuju: Persediaan oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah Sulawesi Barat (RSUD Sulbar) untuk pelayanan pasien covid-19 menipis. Persediaan oksigen di rumah sakit itu hanya tersedia 10 tabung.
"Tabung yang tersedia itu akan diperuntukkan bagi pasien yang mengalami sesak napas yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit," ujar Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsi di Mamuju, Sulbar, Kamis, 29 Juli 2021.
Menurut dia, banyaknya pasien rujukan dari Kabupaten Mamuju membuat oksigen semakin menipis. Pihaknya akan berupaya agar persediaan oksigen tetap memenuhi kebutuhan pasien covid-19 di RSUD Sulbar.
Baca: Presiden Ingin Pembangunan Rumah Oksigen Berkembang di Daerah Lain
"Kami harap bantuan oksigen dari pemerintah di Mamuju karena pasien yang dilayani di rumah sakit Sulbar adalah pasien dari Mamuju," imbuhnya.
Menanggapi itu, ketua Komisi II DPRD Sulbar, Sukri Umar mengatakan, anggaran tak terduga untuk penanganan covid-19 di Sulbar mencapai Rp14 miliar. Ia mengungkap, anggaran tersebut dialokasikan melalui APBD Sulbar dan dikelola pihak Rumah Sakit Sulbar.
"Seharusnya anggaran yang cukup besar itu dimaksimalkan untuk pemenuhan oksigen di Rumah Sakit Sulbar, jadi jangan mengeluhkan rumah sakit kekurangan oksigen, karena anggarannya sudah tersedia," katanya.
Mamuju: Persediaan
oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah Sulawesi Barat (RSUD Sulbar) untuk pelayanan pasien covid-19 menipis. Persediaan oksigen di rumah sakit itu hanya tersedia 10 tabung.
"Tabung yang tersedia itu akan diperuntukkan bagi pasien yang mengalami sesak napas yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit," ujar Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsi di Mamuju, Sulbar, Kamis, 29 Juli 2021.
Menurut dia, banyaknya pasien rujukan dari Kabupaten Mamuju membuat oksigen semakin menipis. Pihaknya akan berupaya agar persediaan oksigen tetap memenuhi kebutuhan pasien covid-19 di RSUD Sulbar.
Baca: Presiden Ingin Pembangunan Rumah Oksigen Berkembang di Daerah Lain
"Kami harap bantuan oksigen dari pemerintah di Mamuju karena pasien yang dilayani di rumah sakit Sulbar adalah pasien dari Mamuju," imbuhnya.
Menanggapi itu, ketua Komisi II DPRD Sulbar, Sukri Umar mengatakan, anggaran tak terduga untuk penanganan covid-19 di Sulbar mencapai Rp14 miliar. Ia mengungkap, anggaran tersebut dialokasikan melalui APBD Sulbar dan dikelola pihak Rumah Sakit Sulbar.
"Seharusnya anggaran yang cukup besar itu dimaksimalkan untuk pemenuhan oksigen di Rumah Sakit Sulbar, jadi jangan mengeluhkan rumah sakit kekurangan oksigen, karena anggarannya sudah tersedia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
