Samarinda Utara: Jaringan internet memberikan banyak kemudahan dalam meningkatkan promosi wisata. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh suku Dayak Kenyah untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Pampang, di Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur.
Desa Wisata Pampang merupakan rumah bagi penduduk suku Dayak Kenyah. Jarak dari pusat kota Samarinda sejauh 23 kilometer. Di sana, suku Dayak Kenyah masing memegang teguh nilai-nilai tradisional.
Namun demikian, jaringan internet sudah masuk ke wilayah tersebut, dan memberikan nilai tambah bagi penduduk setempat. Terutama dalam mengenalkan Desa Wisata Pampang kepada wisatawan domestik dan mancanegara melalui media sosial.
"Dulu (sebelum ada internet) dari mulut ke mulut, dan kami pun belum kenal namanya internet. Apalagi menggunakan internet untuk promosikan atau memperkenalkan budaya keluar," Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Pampang Irene Helen, pada program BAKTI untuk Negeri di Metro TV.
Menurut Irene, internet sudah masuk ke Desa Wisata Pampang pada periode 2007 hingga 2008. Namun saat itu, kecepatan internet lambat dan tidak bisa digunakan 24 jam.
"Internet mulai lebih kencang pada 2018 dan bisa digunakan 24 jam," ujar Irene.
Salah satu warga suku Dayak Kenyah, Tripinah turut memanfaatkan hadirnnya jaringan internet. Tripinah menggunakan Instagram untuk mengembangkan bisnis jasa sewa pakaian adat Dayak Kenyah. Pengikutnya sudah mencapai tiga ribu.
"Melalui Instagram kami mempromosikan jasa sewa baju adat Dayak Kenyah," katanya.
Samarinda Utara: Jaringan internet memberikan banyak kemudahan dalam meningkatkan promosi wisata. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh suku Dayak Kenyah untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Pampang, di Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur.
Desa Wisata Pampang merupakan rumah bagi penduduk suku Dayak Kenyah. Jarak dari pusat kota Samarinda sejauh 23 kilometer. Di sana, suku Dayak Kenyah masing memegang teguh nilai-nilai tradisional.
Namun demikian, jaringan internet sudah masuk ke wilayah tersebut, dan memberikan nilai tambah bagi penduduk setempat. Terutama dalam mengenalkan Desa Wisata Pampang kepada wisatawan domestik dan mancanegara melalui media sosial.
"Dulu (sebelum ada internet) dari mulut ke mulut, dan kami pun belum kenal namanya internet. Apalagi menggunakan internet untuk promosikan atau memperkenalkan budaya keluar," Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Pampang Irene Helen, pada program BAKTI untuk Negeri di Metro TV.
Menurut Irene, internet sudah masuk ke Desa Wisata Pampang pada periode 2007 hingga 2008. Namun saat itu, kecepatan internet lambat dan tidak bisa digunakan 24 jam.
"Internet mulai lebih kencang pada 2018 dan bisa digunakan 24 jam," ujar Irene.
Salah satu warga suku Dayak Kenyah, Tripinah turut memanfaatkan hadirnnya jaringan internet. Tripinah menggunakan Instagram untuk mengembangkan bisnis jasa sewa pakaian adat Dayak Kenyah. Pengikutnya sudah mencapai tiga ribu.
"Melalui Instagram kami mempromosikan jasa sewa baju adat Dayak Kenyah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
