Blitar: Sebuah pondok pesantren di Kabupaten Blitar, Jawa Timur memiliki tradisi salat tarawih yang sangat cepat. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikan 20 rakaat salat tarawih dan tiga rakaat salat witir.
Salat tarawih kilat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu ini sudah dilakukan sejak satu abad lalu dan selalu diikuti ribuan jamaah dari berbagai wilayah.
Tidak hanya jamaah dari Ponpes Mambaul Hikam saja, para jemaah ini juga berasal dari kabupaten lain, seperti Kediri, Tulungagung. Bahkan ada juga yang sengaja datang dari Surabaya.
Salat tarawih dan witir 23 rakaat ini berlangsung sangat cepat, yaitu kurang dari 10 menit. Gerakan sholat tidak berubah sama sekali, namun gerakan dan bacaan salat, berlangsung super cepat.
Biasanya para jemaah telah memadati areal pondok pesantren Mamba'ul Hikam, selepas berbuka puasa. Ini dilakukan untuk bisa mendapatkan tempat dan tidak tertinggal salat tarawih. Meskipun sangat cepat, namun warga tetap mengikuti salat dengan khusuk dan menikmati gerakan sholat yang super cepat.
"Para jamaah sholat tarawih ini, mengaku sudah terbiasa dengan sholat tarawih di pondok ini," ujar Udin, salah satu warga.
Sementara, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Dliya'udin Azzamzammi mengatakan, salat tarawih cepat ini menjadi tradisi pesantren selama satu abad lebih. Pihaknya sengaja melakukan salat tarawih cepat, untuk menarik minat warga yang sudah lelah bekerja seharian.
"Meskipun dilakukan dengan cepat, tidak ada rukun salat yang tertinggal, dan shalat tersebut sah sesuai syariat hukum islam," ujarnya.
Sejarah salat tarawih yang berlangsung cepat ini, pertama kali dilakukan oleh pendiri pondok KH Abdul Ghofoer sekitar tahun 1907. Salat cepat dilakukan hanya untuk salat tarawih dan witir saja. Untuk sholat lima waktu dilakukan seperti pondok-pondok lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Blitar: Sebuah pondok pesantren di Kabupaten Blitar,
Jawa Timur memiliki tradisi salat tarawih yang sangat cepat. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikan 20 rakaat salat tarawih dan tiga rakaat salat witir.
Salat tarawih kilat di
Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu ini sudah dilakukan sejak satu abad lalu dan selalu diikuti ribuan jamaah dari berbagai wilayah.
Tidak hanya jamaah dari Ponpes Mambaul Hikam saja, para jemaah ini juga berasal dari kabupaten lain, seperti Kediri, Tulungagung. Bahkan ada juga yang sengaja datang dari Surabaya.
Salat tarawih dan witir 23 rakaat ini berlangsung sangat cepat, yaitu kurang dari 10 menit. Gerakan sholat tidak berubah sama sekali, namun gerakan dan bacaan salat, berlangsung super cepat.
Biasanya para jemaah telah memadati areal pondok pesantren Mamba'ul Hikam, selepas berbuka puasa. Ini dilakukan untuk bisa mendapatkan tempat dan tidak tertinggal salat tarawih. Meskipun sangat cepat, namun warga tetap mengikuti salat dengan khusuk dan menikmati gerakan sholat yang super cepat.
"Para jamaah sholat tarawih ini, mengaku sudah terbiasa dengan sholat tarawih di pondok ini," ujar Udin, salah satu warga.
Sementara, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Dliya'udin Azzamzammi mengatakan, salat tarawih cepat ini menjadi tradisi pesantren selama satu abad lebih. Pihaknya sengaja melakukan salat tarawih cepat, untuk menarik minat warga yang sudah lelah bekerja seharian.
"Meskipun dilakukan dengan cepat, tidak ada rukun salat yang tertinggal, dan shalat tersebut sah sesuai syariat hukum islam," ujarnya.
Sejarah salat tarawih yang berlangsung cepat ini, pertama kali dilakukan oleh pendiri pondok KH Abdul Ghofoer sekitar tahun 1907. Salat cepat dilakukan hanya untuk salat tarawih dan witir saja. Untuk sholat lima waktu dilakukan seperti pondok-pondok lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
