Boyolali: Bupati Boyolali, Muhammad Said Hidayat, membujuk warganya yang berada di perantauan agar tidak mudik Lebaran 2021. Hal itu sesuai dengan larangan yang dikeluarkan pemerintah pusat.
"Larangan mudik kan sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Kalau kami meminta saja, pada warga Boyolali yang berada di perantauan untuk tidak mudik dulu. Jadi kita tidak perlu bertindak sekeras (melarang) itu," ungkapnya, di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 21 April 2021.
Ia menambahkan, Pemkab Boyolali tidak akan melakukan penjemputan paksa untuk warganya yang nekat mudik. Dia berharap, waktu yang tersisa hingga penerapan larangan mudik pada 6 Mei 2021 mampu menyadarkan masyarakat agar tidak pulang kampung.
Baca: Larangan Mudik Diprediksi Dongkrak Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang
"Kita komunikasikan dengan warga. Semoga dalam waktu yang lama ini masih bisa membangun kesadaran untuk mengikuti saran pemerintah pusat yakni untuk tidak mudik dulu di lebaran tahun ini,” ujarnya.
Pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan penjagaan di sejumlah titik masuk Kabupaten Boyolali. Dia menambahkan, komunikasi akan dilakukan pada keluarga pemudik untuk meningkatkan kesadaran warga perantau.
"Tidak berarti kami menolak warga yang akan mudik, akan lebih baik karena ini masih masa pandemi covid-19 mereka menunda kepulangannya terlebih dulu," bebernya.
Selain menyiapkan penjagaan di pintu masuk, Pemkab Boyolali juga menyiapkan RSUD Boyolali sebagai rujukan covid-19 untuk lokasi karantina. Hal itu dilakukan jika terdapat kasus baru pada momen mudik Lebaran 2021.
Boyolali: Bupati Boyolali, Muhammad Said Hidayat, membujuk warganya yang berada di perantauan agar tidak
mudik Lebaran 2021. Hal itu sesuai dengan larangan yang dikeluarkan pemerintah pusat.
"Larangan mudik kan sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Kalau kami meminta saja, pada warga Boyolali yang berada di perantauan untuk tidak mudik dulu. Jadi kita tidak perlu bertindak sekeras (melarang) itu," ungkapnya, di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 21 April 2021.
Ia menambahkan, Pemkab Boyolali tidak akan melakukan penjemputan paksa untuk warganya yang nekat mudik. Dia berharap, waktu yang tersisa hingga penerapan larangan mudik pada 6 Mei 2021 mampu menyadarkan masyarakat agar tidak pulang kampung.
Baca: Larangan Mudik Diprediksi Dongkrak Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang
"Kita komunikasikan dengan warga. Semoga dalam waktu yang lama ini masih bisa membangun kesadaran untuk mengikuti saran pemerintah pusat yakni untuk tidak mudik dulu di lebaran tahun ini,” ujarnya.
Pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan penjagaan di sejumlah titik masuk Kabupaten Boyolali. Dia menambahkan, komunikasi akan dilakukan pada keluarga pemudik untuk meningkatkan kesadaran warga perantau.
"Tidak berarti kami menolak warga yang akan mudik, akan lebih baik karena ini masih masa pandemi covid-19 mereka menunda kepulangannya terlebih dulu," bebernya.
Selain menyiapkan penjagaan di pintu masuk, Pemkab Boyolali juga menyiapkan RSUD Boyolali sebagai rujukan covid-19 untuk lokasi karantina. Hal itu dilakukan jika terdapat kasus baru pada momen mudik Lebaran 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
