medcom.id, DI Yogyakarta: Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution meragukan kemampuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Sofyan Djalil. Menurutnya, banyak masalah ekonomi Indonesia yang belum terselesaikan.
“Di pemerintahan sekarang, tidak ada yang ahli memahami ekonomi dan pergerakan keuangan global,” kata Anwar Nasution dalam diskusi persoalan ekonomi Indonesia di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta, Jumat (20/3/2015).
Menurut Anwar, pandangan ekonomi Presiden Joko Widodo yang cemerlang tidak didukung oleh kemampuan menteri ekonomi yang ahli di bidangnya. Ia bahkan meragukan kemampuan menteri ekonomi dalam menguasai persoalan ekonomi makro Indonesia dan ekonomi internasional.
"Masalah ekonomi terletak pengendalian kurs mata uang, namun harus juga ditopang daya saing dalam perdagangan global," ujarnya.
Anwar bahkan membandingkan dengan jajaran menteri era Soeharto. "Presiden Soeharto saat itu memiliki tim ekonomi yang tangguh yang terdiri para teknokrat lulusan universitas ternama dari Amerika Serikat yang mengetahui tentang persoalan ekonomi," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), itu.
Hingga saat ini, nilai tukar rupiah tehadap dolar Amerika Serikat masih Rp13.115. Selain itu, harga bahan pokok pun melambung tinggi menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik.
medcom.id, DI Yogyakarta: Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution meragukan kemampuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Sofyan Djalil. Menurutnya, banyak masalah ekonomi Indonesia yang belum terselesaikan.
“Di pemerintahan sekarang, tidak ada yang ahli memahami ekonomi dan pergerakan keuangan global,” kata Anwar Nasution dalam diskusi persoalan ekonomi Indonesia di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta, Jumat (20/3/2015).
Menurut Anwar, pandangan ekonomi Presiden Joko Widodo yang cemerlang tidak didukung oleh kemampuan menteri ekonomi yang ahli di bidangnya. Ia bahkan meragukan kemampuan menteri ekonomi dalam menguasai persoalan ekonomi makro Indonesia dan ekonomi internasional.
"Masalah ekonomi terletak pengendalian kurs mata uang, namun harus juga ditopang daya saing dalam perdagangan global," ujarnya.
Anwar bahkan membandingkan dengan jajaran menteri era Soeharto. "Presiden Soeharto saat itu memiliki tim ekonomi yang tangguh yang terdiri para teknokrat lulusan universitas ternama dari Amerika Serikat yang mengetahui tentang persoalan ekonomi," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), itu.
Hingga saat ini, nilai tukar rupiah tehadap dolar Amerika Serikat masih Rp13.115. Selain itu, harga bahan pokok pun melambung tinggi menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)
