Polisi Diminta Usut Potensi Tersangka Lain Kasus Penganiayaan di Politekpel Surabaya

Surabaya: Mochamad Yani, ayah korban MR, 19, mendesak Polrestabes Surabaya, terus mengusut dugaan penganiayaan di Politeknik Pelayaran Surabaya, Jawa Timur. Yani tak mau polisi berpuas hanya karena telah menetapkan satu tersangka. "Saya berharap penyidik mendalami peran tiga senior lainnya, yang juga ikut tersangka bersama anak saya ke toilet saat kejadian," kata Yani, Jumat, 10 Februari 2023. Pria yang juga polisi itu mengaku telah melihat langsung CCTV di lokasi kejadian tempat anaknya meninggal. Menurutnya, saat itu ada lima taruna lain yang menunggu giliran masuk ke kamar mandi. Dalihnya untuk pembinaan terhadap taruna baru. Yani mendesak keadilan harus benar-benar ditegakkan. Sebab ia meyakini penganiayaan tak hanya terjadi pada anaknya. Hal itu ia sampaikan usai bertemu tersangka AJP di Mapolrestabes Surabaya.   "Harusnya senior lainnya dikenakan Pasal 55 (penyertaan), karena kan ada yang menyuruh masuk atau dimasukkan ke kamar mandi," ujarnya. Sementara itu, Kanitresmob Polrestabes Surabaya, AKP Zainul Abidin, menegaskan masih terus berusaha memastikan peran tiga senior lain yang ikut ke toilet tersebut. Dalam pemeriksaan awal, mereka berkilah tidak ikut menganiaya dan berdalih hanya menjaga lokasi dan menunggu tersangka AJP. "Jadi, kami masih terus dalami. Nanti ada gelar perkara lagi yang dilakukan untuk memastikan status ketiganya," kata Abidin. Akibat perbuatannya, tersangka AJP dijerat dua pasal sekaligus, yakni Pasal 353 Ayat (3) dan Pasal 351 Ayat (3) KUHP. Dua pasal itu lantaran penganiayaan yang dilakukan menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara. Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id