Sumedang: Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat menangkap pelaku pembuat pil double L (Triheksifenidil HCL) ilegal yang berlokasi di pabrik rumahan Dusun Sukamulya, Paseh Kidul, Sumedang, Jawa Barat. Polisi menangkap tiga pelaku.
Mereka adalah MSM Alias A sebagai pemilik rumah, serta OT dan EN sebagai peracik obat. Para pelaku tersebut membuat obat keras merk Double L secara ilegal, lalu memasarkannya ke wilayah Surabaya, Jawa Timur.
Menurut salah satu tersangka, MSM alias A, obat dijual dengan harga Rp11,5 juta per satu dusnya. Ia juga mengatakan penghasilan yang didapatkannya setelah menjual obat ilegal tersebut bisa mencapai Rp30-35 juta per paketnya.
"Sebulan ini kadang Rp35 juta kadang Rp30 juta,” kata tersangka A, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin, 23 Agustus 2021.
Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Barat, Kombes Pol Rudy Ahmad Sudrajat, mengatakan penggeledahan pabrik rumahan ini merupakan yang terbesar dari tiga kasus sebelumnya. Selain menangkap tersangka, kepolisian pun telah menyita sejumlah barang bukti dari tempat kejadian perkara.
Berikut merupakan rincian barang bukti yang disita polisi: 2 unit mesin pencetak tablet, 1 unit mesin oven, dan 20 kantong berisi botol kosong berwarna putih. Serta, 2 unit timbangan digital, 3 unit mesin pres plastik, dan 2.150.000 butir obat berlogo Double L dengan total Rp2,4 miliar.
"Sudah terjual 240 koli dari Februari. Jadi kalau dihitung dengan rupiah sekitar Rp2,4 miliar," kata Rudy.
Saat ini, kasus tersebut masih ditangani Polda Jawa Barat dan masih terus dilakukan penyelidikan. Sebab, seorang tersangka berinisial B yang bertugas untuk memasarkan obat masih buron. (Aulya Syifa)
Sumedang: Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat menangkap pelaku pembuat pil double L (Triheksifenidil HCL) ilegal yang berlokasi di pabrik rumahan Dusun Sukamulya, Paseh Kidul, Sumedang, Jawa Barat. Polisi menangkap tiga pelaku.
Mereka adalah MSM Alias A sebagai pemilik rumah, serta OT dan EN sebagai peracik obat. Para pelaku tersebut membuat obat keras merk Double L secara ilegal, lalu memasarkannya ke wilayah Surabaya, Jawa Timur.
Menurut salah satu tersangka, MSM alias A, obat dijual dengan harga Rp11,5 juta per satu dusnya. Ia juga mengatakan penghasilan yang didapatkannya setelah menjual obat ilegal tersebut bisa mencapai Rp30-35 juta per paketnya.
"Sebulan ini kadang Rp35 juta kadang Rp30 juta,” kata tersangka A, dalam tayangan Newsline di
Metro TV, Senin, 23 Agustus 2021.
Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Barat, Kombes Pol Rudy Ahmad Sudrajat, mengatakan penggeledahan pabrik rumahan ini merupakan yang terbesar dari tiga kasus sebelumnya. Selain menangkap tersangka, kepolisian pun telah menyita sejumlah barang bukti dari tempat kejadian perkara.
Berikut merupakan rincian barang bukti yang disita polisi: 2 unit mesin pencetak tablet, 1 unit mesin oven, dan 20 kantong berisi botol kosong berwarna putih. Serta, 2 unit timbangan digital, 3 unit mesin pres plastik, dan 2.150.000 butir obat berlogo Double L dengan total Rp2,4 miliar.
"Sudah terjual 240 koli dari Februari. Jadi kalau dihitung dengan rupiah sekitar Rp2,4 miliar," kata Rudy.
Saat ini, kasus tersebut masih ditangani Polda Jawa Barat dan masih terus dilakukan penyelidikan. Sebab, seorang tersangka berinisial B yang bertugas untuk memasarkan obat masih buron.
(Aulya Syifa) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)
