Jember: Abdul Adim mendirikan sekolah alam Gubuk Pustaka Ndalung yang terletak di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Abdul mencoba membantu anak-anak yang putus sekolah karena kesulitan ekonomi.
“Rata-rata di dusun atau di desa, tingkat pendidikan sangat rendah karena perekonomiannya juga sulit,” kata Abdul dalam tayangan Newsline di Metro TV, Kamis, 12 Agustus 2021.
Abdul memanfaatkan lahan belakang pekarangan rumahnya untuk mendirikan sekolah alam tersebut. Mayoritas relawan di Gubuk Pustaka Ndalung adalah mahasiswa.
“Untuk relawan yang umum itu berkisar 50-an, tetapi relawan yang freelance,” ujar Abdul.
Jumlah anak yang tetap belajar di Gubuk Pustaka Ndalung kurang lebih 50 orang. Sementara itu, sekitar 150 anak datang sedangkan yang hadir ketika ada event bisa mencapai 150 orang. Buku yang ada di Gubuk Pustaka Ndalung sebagian besar didapatkan dari donasi orang terdekat.
“Untuk donasi buku lebih ke teman teman saya sendiri, dari teman teman kuliah atau teman teman yang saya kenal di luar kuliah,” jelas Abdul.
Sekolah alam ini juga mengembangkan permainan tradisional seperti egrang, lompat tali, petak umpat, gerobak sodor dan yang lainnya. Abdul berharap Gubuk Pustaka Ndalung bisa tetap hadir dan memberikan manfaat bagi anak anak Indonesia yang harus putus sekolah. (Widya Finola Ifani Putri)
Jember: Abdul Adim mendirikan sekolah alam Gubuk Pustaka Ndalung yang terletak di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Abdul mencoba membantu anak-anak yang putus sekolah karena kesulitan ekonomi.
“Rata-rata di dusun atau di desa, tingkat pendidikan sangat rendah karena perekonomiannya juga sulit,” kata Abdul dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Kamis, 12 Agustus 2021.
Abdul memanfaatkan lahan belakang pekarangan rumahnya untuk mendirikan sekolah alam tersebut. Mayoritas relawan di Gubuk Pustaka Ndalung adalah mahasiswa.
“Untuk relawan yang umum itu berkisar 50-an, tetapi relawan yang
freelance,” ujar Abdul.
Jumlah anak yang tetap belajar di Gubuk Pustaka Ndalung kurang lebih 50 orang. Sementara itu, sekitar 150 anak datang sedangkan yang hadir ketika ada event bisa mencapai 150 orang. Buku yang ada di Gubuk Pustaka Ndalung sebagian besar didapatkan dari donasi orang terdekat.
“Untuk donasi buku lebih ke teman teman saya sendiri, dari teman teman kuliah atau teman teman yang saya kenal di luar kuliah,” jelas Abdul.
Sekolah alam ini juga mengembangkan permainan tradisional seperti egrang, lompat tali, petak umpat, gerobak sodor dan yang lainnya. Abdul berharap Gubuk Pustaka Ndalung bisa tetap hadir dan memberikan manfaat bagi anak anak Indonesia yang harus putus sekolah.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
