Jember: Sudah sepekan kebakaran yang melanda tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Pakusari, Jember, Jawa Timur, belum teratasi. Akibat polusi asap kebakaran, warga mulai terserang batuk dan sesak nafas.
Dari pantuan di lokasi, Sabtu, 27 Agustus 2022, tampak kepulan asap masih terlihat sejak terjadinya kebakaran 21 Agustus 2022. Kebakaran meluas hingga ke lokasi zona lima, seluas 2 hektare.
Zona lima ini tempat pembuangan akhir dari limbah triplek dan potongan kayu bekas. Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan Pemkab Jember selama 24 jam terus memadamkan api. Namun, hingga saat ini upaya pemadaman belum sepenuhnya berhasil.
Baca: Gedung Ditreskrimsus Polda Sumut Terbakar
Hadi Siswanto, petugas Damkar mengaku timya kesulitan memadamkan api karena faktor limbah yang mudah terbakar serta kondisi angin di lokasi yang cukup kencang.
"Selain itu, dari lima armada damkar yang dikerahkan, dua diantaranya mengalami kerusakan mesin karena trek lokasi kebakaran yang cukup sulit jangkau, " ujar dia.
Londisi ini berdampak pada pemukiman penduduk disekitar TPA. Warga mengaku mengalami batuk, pilek disertai sesak nafas karena efek kepulan asap yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Asapnya sudah masuk ke rumah, banyak yang batuk dan sesak nafas, " keluh Dendi Kurniawan, salah satu warga sekitar TPA.
Jember: Sudah sepekan
kebakaran yang melanda tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Pakusari, Jember, Jawa Timur, belum teratasi. Akibat polusi asap kebakaran, warga mulai terserang batuk dan
sesak nafas.
Dari pantuan di lokasi, Sabtu, 27 Agustus 2022, tampak kepulan asap masih terlihat sejak terjadinya kebakaran 21 Agustus 2022. Kebakaran meluas hingga ke lokasi zona lima, seluas 2 hektare.
Zona lima ini tempat pembuangan akhir dari limbah triplek dan potongan kayu bekas.
Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan Pemkab Jember selama 24 jam terus memadamkan api. Namun, hingga saat ini upaya pemadaman belum sepenuhnya berhasil.
Baca:
Gedung Ditreskrimsus Polda Sumut Terbakar
Hadi Siswanto, petugas Damkar mengaku timya kesulitan memadamkan api karena faktor limbah yang mudah terbakar serta kondisi angin di lokasi yang cukup kencang.
"Selain itu, dari lima armada damkar yang dikerahkan, dua diantaranya mengalami kerusakan mesin karena trek lokasi kebakaran yang cukup sulit jangkau, " ujar dia.
Londisi ini berdampak pada pemukiman penduduk disekitar TPA. Warga mengaku mengalami batuk, pilek disertai sesak nafas karena efek kepulan asap yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Asapnya sudah masuk ke rumah, banyak yang batuk dan sesak nafas, " keluh Dendi Kurniawan, salah satu warga sekitar TPA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
