Ilustrasi vaksinasi covid-19. Medcom.id/ Roni Kurniawan
Ilustrasi vaksinasi covid-19. Medcom.id/ Roni Kurniawan

Pemkot Bandung Sasar Mal, Ritel, dan Pasar untuk Vaksinasi Covid-19

Roni Kurniawan • 22 Maret 2021 12:08
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengupayakan program vaksinasi covid-19 menyasar sektor pelayanan. Tanpa terkecuali bagi pegawai mal atau pusat perbelanjaan, ritel, dan para pedagang pasar.
 
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah melaksanakan vaksinasi di tiga pusat perbelanjaan atau mal.
 
"Kita juga sudah berikan vaksin pedagang pasar tradisional," kata Elly di Bandung, Senin, 22 Maret 2021.

Baca: Vaksinasi di Bali Diharap Pulihkan Ekonomi
 
Vaksinasi dilakukan sebagai persiapan menjelang bulan Ramadan pada April 2021 mendatang yang diprediksi terjadi peningkatan aktivitas. Di pasar modern sebanyak 1.453 sasaran. Terdiri dari Paskal 23 (200 orang), Borma Dakota (200 orang), Yogya Kepatihan (300 orang), TSM (300 orang), Pizet Indo Grosir (223 orang), dan BIP (230 orang).
 
Data terakhir ada sebanyak 968 orang yang menjadi sasaran vaksin di pasar tradisional. Yakni, Pasar Sederhana (118 orang), Pasar Balubur (250 orang), Pasar Baru (300 orang), Pasar Kosambi (150 orang), dan Pasar Kiaracondong (150 orang).
 
Elly mengaku terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung untuk bisa mengupayakan quota tambahan vaksin bagi pegawai mal, ritel dan pedagang pasar tradisional.
 
Menurut Elly vaksinasi di mal, ritel dan pasar tradisional bukan hanya sebatas upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 semata. Namun selebihnya merupakan langkah guna memulihkan kembali pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung.
 
"Vaksin ini juga untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang akan berbelanja. Apalagi nanti saat Ramadan bisa menjadi momentum untuk pemulihan ekonomi di Kota Bandung. Alhamdulillah karena termasuk pelayanan bagi publik jadi bisa mendapatkan vaksin," ungkapnya.
 
Elly menuturkan di momentum Ramadan 1442 hijriah kali ini menjadi tahun pertama bagi mal atau pusat perbelanjaan beroperasi. Karena di tahun sebelumnya mal baru boleh buka setelah Hari Raya Idulfitri 2020 lalu.
 
Saat itu, mal hanya diperbolehkan beroperasi hanya untuk membuka toko ritel penyedia bahan makanan dan toko obat-obatan. Sementara gerai perbelanjaan lainnya masih belum diperkenankan dibuka.
 
"Oleh karena itu, kami mengharapkan melalui APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia) dan Aprindo (Asosiasi Penguasa Ritel Indonesia) untuk meningkatkan protokol kesehatan 5M. Karena nanti, aktivitas masyarakat semakin meningkat," beber Elly.
 
Elly meminta para pengelola tetap disiplin terhadap protokol kesehatan. Sebab, Disdagin selalu menurunkan petugas untuk mengawasi kedisiplinan mal ataupun ritel dalam menjalankan protokol kesehatan.
 
"Ada petugas dari kita yang turun ke lapangan untuk mengawasi apakah itu kaapsitas, jam oeprasional dan protokol kesehatan jangan sampai ada pelanggaran, nanti juga apalagi saat ramadan," ujar Elly.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan