Demak: Krisis air bersih dan kekeringan jadi langganan sejumlah desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Solusinya, desa yang langganan krisis air bersih dan kekeringan diminta membuat penampungan air dan sumur bor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan solusi penanggulangan krisis air bersih dan kekeringan di antaranya yaitu dengan membuat penampungan air dan memanfaatkan air tanah dalam. Hal itu telah disampaikan sejak beberapa tahun lalu kepada pemerintah kecamatan dan desa.
“Sejak lima tahun lalu sudah saya gembar-gemborkan ke desa-desa. Karena dengan anggaran dana desa, desa kan bisa (membuat sumur bor dan kolam resapan). Tapi sampai sekarang ya, tidak ada,” ujar Agus, Kamis, 7 September 2023.
Solusi yang ditawarkan itu telah BPBD buktikan. Setelah BPBD Kabupaten Demak memiliki satu sumur bor dan penampungan, air tersebut mampu memasok kebutuhan warga pada musim kemarau seperti sekarang.
Sumur bor BPBD mampu mengeluarkan air bersih sebanyak 15 tangki. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga dalam satu desan atau pedukuhan.
"Padahal biayanya tidak lebih dari Rp50 juta. Desa kan punya dana desa atau bisa diambilkan dari uang pendapatan desa. Kalau sekali (membuat) gagal tidak mengeluarkan air, ya terus jangan mandeg (berhenti). Contohnya BPBD, kalau musim kemarau gini air yang keluar bisa dapat 15 tangki per hari," kata Agus.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat kekeringan. Itu setelah dampak kekeringan akibat musim kemarau kian meluas di Kota Wali. Hingga kini, lebih dari 50 desa mengalami krisis air bersih.
Demak: Krisis air bersih dan kekeringan jadi langganan sejumlah desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Solusinya, desa yang langganan krisis air bersih dan kekeringan diminta membuat penampungan air dan sumur bor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan solusi penanggulangan krisis air bersih dan
kekeringan di antaranya yaitu dengan membuat penampungan air dan memanfaatkan air tanah dalam. Hal itu telah disampaikan sejak beberapa tahun lalu kepada pemerintah kecamatan dan desa.
“Sejak lima tahun lalu sudah saya gembar-gemborkan ke desa-desa. Karena dengan anggaran dana desa, desa kan bisa (membuat sumur bor dan kolam resapan). Tapi sampai sekarang ya, tidak ada,” ujar Agus, Kamis, 7 September 2023.
Solusi yang ditawarkan itu telah BPBD buktikan. Setelah BPBD Kabupaten Demak memiliki satu sumur bor dan penampungan, air tersebut mampu memasok kebutuhan warga pada musim kemarau seperti sekarang.
Sumur bor BPBD mampu mengeluarkan air bersih sebanyak 15 tangki. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga dalam satu desan atau pedukuhan.
"Padahal biayanya tidak lebih dari Rp50 juta. Desa kan punya dana desa atau bisa diambilkan dari uang pendapatan desa. Kalau sekali (membuat) gagal tidak mengeluarkan air, ya terus jangan mandeg (berhenti). Contohnya BPBD, kalau musim kemarau gini air yang keluar bisa dapat 15 tangki per hari," kata Agus.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat kekeringan. Itu setelah dampak kekeringan akibat musim kemarau kian meluas di Kota Wali. Hingga kini, lebih dari 50 desa mengalami krisis air bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
