Kupang: Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah berlangsung selama dua pekan.
"Pasokan BBM dari kapal tanker belum masuk Lembata sehingga kondisi BBM sekarang masih langka," kata Manajer Humas SPBU Kompak PT Hikam Lembata, Alfian Lamaberaf, Jumat, 24 Juli 2020.
Ia mengatakan, hingga hari ini, antrean kendaraan mobil maupun motor masih terus membeludak untuk bisa mendapatkan BBM dengan kapasitas pengisian yang terbatas.
Untuk sementara, lanjut dia, setiap kendaraan berupa mobil hanya diperbolehkan mengisi BBM maksimal Rp100.000, sedangkan sepeda motor hingga Rp30.000.
Alfian mengatakan, kondisi kelangkaan ini terjadi akibat belum adanya pasokan BBM dari kapal tanker yang selama ini beroperasi karena mengalami kerusakan.
Baca juga: Purnomo Positif Covid-19 Tanpa Gejala
Dia menjelaskan, PT Hikam sudah menyiapkan kapal mini tanker untuk memasok BBM. Namun belum mendapat izin dari kepala daerah setempat meskipun semua dokumen kapal sudah dilengkapi.
"Kami berharap persoalan ini segera ditangani pemerintah daerah karena kita kasihan masyarakat harus terus bersusah payah mengantre berjam-jam untuk mendapatkan BBM," kata dia.
Sementara itu, seorang warga Lembata, Hardi Tukan, menyebut kelangkaan BBM yang dialami warga setempat sudah berlangsung selama dua minggu.
"Kelangkaan ini membuat harga BBM yang dijual secara eceran jadi tidak masuk akal karena mencapai Rp30.000-Rp50.000 per liter," ungkapnya.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan BBM di SPBU karena antrean yang panjang hampir setiap hari. "Kalau mengantre juga untung-untungan kalau bisa dapat karena sampai jam 10.00-11.00 pagi itu stok sudah habis."
Hardi berharap pemerintah daerah setempat segera mengatasi persoalan kelangkaan BBM. Karena hal ini menyangkut kepentingan seluruh masyarakat.
"Kalau kondisi begini terus bagaimana kita bisa beraktivitas, saya khawatir jika tidak segera diatasi berdampak pada naiknya harga barang kebutuhan," imbuhnya.
Kupang: Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah berlangsung selama dua pekan.
"Pasokan BBM dari kapal tanker belum masuk Lembata sehingga kondisi BBM sekarang masih langka," kata Manajer Humas SPBU Kompak PT Hikam Lembata, Alfian Lamaberaf, Jumat, 24 Juli 2020.
Ia mengatakan, hingga hari ini, antrean kendaraan mobil maupun motor masih terus membeludak untuk bisa mendapatkan BBM dengan kapasitas pengisian yang terbatas.
Untuk sementara, lanjut dia, setiap kendaraan berupa mobil hanya diperbolehkan mengisi BBM maksimal Rp100.000, sedangkan sepeda motor hingga Rp30.000.
Alfian mengatakan, kondisi kelangkaan ini terjadi akibat belum adanya pasokan BBM dari kapal tanker yang selama ini beroperasi karena mengalami kerusakan.
Baca juga:
Purnomo Positif Covid-19 Tanpa Gejala
Dia menjelaskan, PT Hikam sudah menyiapkan kapal mini tanker untuk memasok BBM. Namun belum mendapat izin dari kepala daerah setempat meskipun semua dokumen kapal sudah dilengkapi.
"Kami berharap persoalan ini segera ditangani pemerintah daerah karena kita kasihan masyarakat harus terus bersusah payah mengantre berjam-jam untuk mendapatkan BBM," kata dia.
Sementara itu, seorang warga Lembata, Hardi Tukan, menyebut kelangkaan BBM yang dialami warga setempat sudah berlangsung selama dua minggu.
"Kelangkaan ini membuat harga BBM yang dijual secara eceran jadi tidak masuk akal karena mencapai Rp30.000-Rp50.000 per liter," ungkapnya.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan BBM di SPBU karena antrean yang panjang hampir setiap hari. "Kalau mengantre juga untung-untungan kalau bisa dapat karena sampai jam 10.00-11.00 pagi itu stok sudah habis."
Hardi berharap pemerintah daerah setempat segera mengatasi persoalan kelangkaan BBM. Karena hal ini menyangkut kepentingan seluruh masyarakat.
"Kalau kondisi begini terus bagaimana kita bisa beraktivitas, saya khawatir jika tidak segera diatasi berdampak pada naiknya harga barang kebutuhan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)