medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo tengah gencar mensosialisasikan tiga kartu sakti kepada seluruh rakyat Indonesia. Namun, uniknya, ada satu daerah di kawasan Indonesia Timur yang dengan tegas tidak membutuhkan kartu tersebut, salah satunya Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Daerah yang menolak menggunakan KIS adalah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang berada di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah. Dia mengatakan, masyarakat di daerahnya tidak perlu kartu karena sudah cukup melalui sambungan telepon, warganya yang sakit langsung diobati.
"Kalau sakit, kami tak pakai kartu-kartu. Cukup menelepon 113. Dokter itu (langsung) ke rumah dengan ambulans," katanya di acara yang bertajuk 15th Anniversary The Habibie Center, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (11/11/2014).
Nurdin menambahkan, ambulans yang sifatnya jemput bola tersebut dilengkapi dengan peralatan yang cukup canggih, sehingga ambulan tersebut tidak perlu buru-buru di dalam perjalanan. "Karena di dalamnya, juga ada dokter yang siap siaga di dalam ambulans tersebut," tukasnya.
Dia juga menegaskan, sejatinya alokasi anggaran kesehatan tak perlu ditingkatkan, namun lebih banyak diberikan kepada anggaran preventif agar masyarakat tetap bisa sehat.
"Kami punya pandangan, (banyak) pemerintahan daerah, menganggarkan kesehatan terlalu tinggi, itu keliru. Seharusnya yang dianggarkan, bagaimana menjaga kesehatan masyarakat," jelas alumnus Jepang ini.
Untuk menjaga kesehatan itu, di antara hal yang dilakukan, dia mengaku sudah banyak menyulap lingkungan yang awalnya buruk dan tidak produktif menjadi area yang sehat. Seperti halnya kawasan Pantai Seruni yang awalnya dipandang sebagai 'WC terpanjang di dunia', menjadi kawasan jogging track yang tertata rapi, bersih dan banyak fasilitas lainnya.
"Indonesia harus disehatkan, bukan kartu yang diperbanyak," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo tengah gencar mensosialisasikan tiga kartu sakti kepada seluruh rakyat Indonesia. Namun, uniknya, ada satu daerah di kawasan Indonesia Timur yang dengan tegas tidak membutuhkan kartu tersebut, salah satunya Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Daerah yang menolak menggunakan KIS adalah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang berada di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah. Dia mengatakan, masyarakat di daerahnya tidak perlu kartu karena sudah cukup melalui sambungan telepon, warganya yang sakit langsung diobati.
"Kalau sakit, kami tak pakai kartu-kartu. Cukup menelepon 113. Dokter itu (langsung) ke rumah dengan ambulans," katanya di acara yang bertajuk 15th Anniversary The Habibie Center, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (11/11/2014).
Nurdin menambahkan, ambulans yang sifatnya jemput bola tersebut dilengkapi dengan peralatan yang cukup canggih, sehingga ambulan tersebut tidak perlu buru-buru di dalam perjalanan. "Karena di dalamnya, juga ada dokter yang siap siaga di dalam ambulans tersebut," tukasnya.
Dia juga menegaskan, sejatinya alokasi anggaran kesehatan tak perlu ditingkatkan, namun lebih banyak diberikan kepada anggaran preventif agar masyarakat tetap bisa sehat.
"Kami punya pandangan, (banyak) pemerintahan daerah, menganggarkan kesehatan terlalu tinggi, itu keliru. Seharusnya yang dianggarkan, bagaimana menjaga kesehatan masyarakat," jelas alumnus Jepang ini.
Untuk menjaga kesehatan itu, di antara hal yang dilakukan, dia mengaku sudah banyak menyulap lingkungan yang awalnya buruk dan tidak produktif menjadi area yang sehat. Seperti halnya kawasan Pantai Seruni yang awalnya dipandang sebagai 'WC terpanjang di dunia', menjadi kawasan jogging track yang tertata rapi, bersih dan banyak fasilitas lainnya.
"Indonesia harus disehatkan, bukan kartu yang diperbanyak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)
