Palembang: Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), mengalami penurunan 57% pada 2021 jika dibanding 2020. Penurunan kasus DBD tersebut terjadi lantaran sejumlah faktor.
"Pada 2020 angka kasus DBD mencapai 435 kasus. Namun pada 2021 hanya tercatat 246 kasus," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Yudi Setiawan, Kamis, 20 Januari 2022.
Baca: Minyak Goreng Murah di Kabupaten Sinjai Ludes Dalam Hitungan Jam
Yudi mengatakan pada 2021 kasus covid-19 sangat tinggi di Palembang, terutama di Juli dan Agustus. Hal tersebut membuat masyarakat cenderung menunda datang ke fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga yang demam.
"Karena gejala DBD hampir mirip dengan gejala covi-19, terutama ada demamnya," jelasnya.
Yudi menjelaskan dari sebaran kasus yang terdata di Dinkes Palembang pada 2021, sebaran kasus tertinggi berada di Kecamatan Sako dengan angka 38 kasus, dan Kecamatan Ilir Timur Dua dengan 34 kasus.
"Pada awal 2022 baru ada 2 kasus. Kita berharap saja penurunan angka kasus karena kesadaran masyarakat tentang kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk sudah baik," ujarnya.
Palembang: Kasus
Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), mengalami penurunan 57% pada 2021 jika dibanding 2020. Penurunan kasus DBD tersebut terjadi lantaran sejumlah faktor.
"Pada 2020 angka kasus DBD mencapai 435 kasus. Namun pada 2021 hanya tercatat 246 kasus," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Yudi Setiawan, Kamis, 20 Januari 2022.
Baca:
Minyak Goreng Murah di Kabupaten Sinjai Ludes Dalam Hitungan Jam
Yudi mengatakan pada 2021 kasus covid-19 sangat tinggi di Palembang, terutama di Juli dan Agustus. Hal tersebut membuat masyarakat cenderung menunda datang ke fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga yang demam.
"Karena gejala DBD hampir mirip dengan gejala covi-19, terutama ada demamnya," jelasnya.
Yudi menjelaskan dari sebaran kasus yang terdata di Dinkes Palembang pada 2021, sebaran kasus tertinggi berada di Kecamatan Sako dengan angka 38 kasus, dan Kecamatan Ilir Timur Dua dengan 34 kasus.
"Pada awal 2022 baru ada 2 kasus. Kita berharap saja penurunan angka kasus karena kesadaran masyarakat tentang kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk sudah baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
