Medan: Polisi berhasil menangkap nahkoda kapal yang membawa 52 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang hendak diberangkatkan ke Malaysia melalui perairan Asahan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
"Nahkoda kapal berinisial JM resmi ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Asahan AKBP Putu Yudha Prawira di Mapolres Asahan, Sabtu, 8 Januari 2022.
Berdasarkan hasil interogasi, tersangka mengaku bahwa dirinya diperintahkan oleh seorang perempuan berinisial N untuk membawa para PMI ilegal tersebut ke Malaysia pada Kamis, 6 Januari 2022. "Tersangka dijanjikan upah Rp5 juta oleh N," katanya.
Tersangka JM menjalankan aksinya bersama G, A dan T atas perintah dari seorang perempuan berinisial N. Kapolres menyebutkan Polres Asahan bersama aparat TNI AL Lanal TBA masih melakukan penyelidikan untuk mengejar para pelaku lainnya yang terlibat dalam peristiwa perdagangan orang tersebut.
Baca: TNI AL Gagalkan Pengiriman 52 PMI Ilegal di Perairan Asahan, Sumut
Pelaku JM dipersangkakan Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 10 lebih subsider Pasal 11 dari UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pasal 81 Jo Pasal 69 subs 83 Jo 68 dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia jo Pasal 55, 56 dari Kuhpidana.
"Atau pasal paling singkat tiga tahun dan paling lama 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp.600 juta," katanya.
Sebelumnya, patroli laut gabungan TNI AL Pangkalan Tanjungbalai Asahan (Lanal TBA) dan Polres Asahan menggagalkan upaya pengiriman sebanyak 52 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang hendak diberangkatkan ke Malaysia, Jumat (7/1).
Sebanyak 52 orang pekerja migran ilegal itu diamankan dari sebuah Kapal Motor/KM tanpa nama saat berlayar dari Tanjungbalai Indonesia menuju Negara Malaysia, tepatnya di perairan Asahan. PMI ilegal penumpang KM tanpa nama GT.5 itu terdiri atas 34 orang laki-laki, 17 perempuan dewasa dan 1 balita perempuan.
Medan: Polisi berhasil menangkap nahkoda kapal yang membawa 52 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang hendak diberangkatkan ke Malaysia melalui perairan Asahan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
"Nahkoda kapal berinisial JM resmi ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Asahan AKBP Putu Yudha Prawira di Mapolres Asahan, Sabtu, 8 Januari 2022.
Berdasarkan hasil interogasi, tersangka mengaku bahwa dirinya diperintahkan oleh seorang perempuan berinisial N untuk membawa para PMI ilegal tersebut ke Malaysia pada Kamis, 6 Januari 2022. "Tersangka dijanjikan upah Rp5 juta oleh N," katanya.
Tersangka JM menjalankan aksinya bersama G, A dan T atas perintah dari seorang perempuan berinisial N. Kapolres menyebutkan Polres Asahan bersama aparat TNI AL Lanal TBA masih melakukan penyelidikan untuk mengejar para pelaku lainnya yang terlibat dalam peristiwa perdagangan orang tersebut.
Baca: TNI AL Gagalkan Pengiriman 52 PMI Ilegal di Perairan Asahan, Sumut
Pelaku JM dipersangkakan Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 10 lebih subsider Pasal 11 dari UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pasal 81 Jo Pasal 69 subs 83 Jo 68 dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia jo Pasal 55, 56 dari Kuhpidana.
"Atau pasal paling singkat tiga tahun dan paling lama 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp.600 juta," katanya.
Sebelumnya, patroli laut gabungan TNI AL Pangkalan Tanjungbalai Asahan (Lanal TBA) dan Polres Asahan menggagalkan upaya pengiriman sebanyak 52 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang hendak diberangkatkan ke Malaysia, Jumat (7/1).
Sebanyak 52 orang pekerja migran ilegal itu diamankan dari sebuah Kapal Motor/KM tanpa nama saat berlayar dari Tanjungbalai Indonesia menuju Negara Malaysia, tepatnya di perairan Asahan. PMI ilegal penumpang KM tanpa nama GT.5 itu terdiri atas 34 orang laki-laki, 17 perempuan dewasa dan 1 balita perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)