Demak: Pasukan Khusus Pemakaman (Paskuman) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengheningkan cipta serentak selama 60 menit. Aktivitas itu adalah ungkapan belasungkawa pada masyarakat dan tenaga kesehatan yang meninggal karena covid-19.
Anggota Paskuman Demak, Zanari Catur Rukmana, mengungkapkan hening cipta dilakukan di tengah-tengah persiapan pemakaman. Ia berpendapat mereka adalah saksi hidup bagaimana pandemi covid-19 merenggut nyawa banyak orang, termasuk kerabat sendiri.
"Kami hentikan sejenak persiapan kami untuk tugas pemakaman berikutnya, untuk mengheningkan cipta. Semoga arwah mereka tenang dan diterima di surga Allah," kata Ari saat ditemui di Markas Paskuman Demak, Sabtu, 10 Juli 2021.
Menjadi bagian dari Paskuman memiliki tantangan tersendiri bagi Ari. Apalagi di saat awal-awal pandemi, acap terjadi penolakan pemakaman dengan protokol covid-19 oleh masyarakat. Saat itu, personel paskuman pun masih terbatas.
Ia mengakui bahwa pro kontra kerap terjadi lapangan. Ia mengumpamakan tim paskuman sebagai garis akhir dalam penanganan pandemi covid-19.
Oleh karena itu, tak jarang mereka menerima perlakuan tak menyenangkan dari pihak keluarga korban covid-19. "Tak hanya hujatan, bahkan kami pun sempat dikroyok warga," tutur pria yang bergabung dengan paskuman sejak 2020 tersebut.
Seiring meningkatnya kasus covid-19, angka kematian juga turut naik. Dalam sehari, Ari mengaku pernah menguburkan sebanyak 29 korban covid-19. Bahkan, sempat terjadi antrean jenazah covid-19 untuk dimakamkan.
"Untuk pemakaman hari ini, sudah ada sembilan yang meninggal. Tujuh jenazah sudah dimakamkan, ini masih ada dua yang belum," terang Ari.
Baca: Banda Aceh dan Aceh Tengah Kembali Berstatus Zona Merah Covid-19
Berbicara tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, Ari menilai ini adalah langkah yang tepat untuk menekan lonjakan kasus covid-19 di Demak.
"Sejak diterapkan PPKM darurat ini, angka kematian akibat pandemi mulai agak menurun dibandingkan dengan minggu kemarin," ungkap dia.
Demak: Pasukan Khusus
Pemakaman (Paskuman) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengheningkan cipta serentak selama 60 menit. Aktivitas itu adalah ungkapan belasungkawa pada masyarakat dan tenaga kesehatan yang meninggal karena
covid-19.
Anggota Paskuman Demak, Zanari Catur Rukmana, mengungkapkan hening cipta dilakukan di tengah-tengah persiapan pemakaman. Ia berpendapat mereka adalah saksi hidup bagaimana pandemi covid-19 merenggut nyawa banyak orang, termasuk kerabat sendiri.
"Kami hentikan sejenak persiapan kami untuk tugas pemakaman berikutnya, untuk mengheningkan cipta. Semoga arwah mereka tenang dan diterima di surga Allah," kata Ari saat ditemui di Markas Paskuman Demak, Sabtu, 10 Juli 2021.
Menjadi bagian dari Paskuman memiliki tantangan tersendiri bagi Ari. Apalagi di saat awal-awal pandemi, acap terjadi penolakan pemakaman dengan protokol covid-19 oleh masyarakat. Saat itu, personel paskuman pun masih terbatas.
Ia mengakui bahwa pro kontra kerap terjadi lapangan. Ia mengumpamakan tim paskuman sebagai garis akhir dalam penanganan pandemi covid-19.
Oleh karena itu, tak jarang mereka menerima perlakuan tak menyenangkan dari pihak keluarga korban covid-19. "Tak hanya hujatan, bahkan kami pun sempat dikroyok warga," tutur pria yang bergabung dengan paskuman sejak 2020 tersebut.
Seiring meningkatnya kasus covid-19, angka kematian juga turut naik. Dalam sehari, Ari mengaku pernah menguburkan sebanyak 29 korban covid-19. Bahkan, sempat terjadi antrean jenazah covid-19 untuk dimakamkan.
"Untuk pemakaman hari ini, sudah ada sembilan yang meninggal. Tujuh jenazah sudah dimakamkan, ini masih ada dua yang belum," terang Ari.
Baca:
Banda Aceh dan Aceh Tengah Kembali Berstatus Zona Merah Covid-19
Berbicara tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, Ari menilai ini adalah langkah yang tepat untuk menekan lonjakan kasus covid-19 di Demak.
"Sejak diterapkan PPKM darurat ini, angka kematian akibat pandemi mulai agak menurun dibandingkan dengan minggu kemarin," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)
