Brebes: Tangan Komarudin, 29, sibuk memahat batuan kali Sungai Pemali yang tampak akibat debit air menyusut. Warga berbondong-bondong melihat kelihaian Komarudin dari jembatan Sungai Pemali.
Batu ukir karya Komarudin terhampar di sekitar sungai. Di antaranya pahatan buaya, wajah manusia, ikan dan ular. Setiap sore, dia bersama kakaknya, Arifin dan adiknya Khaerudin, mendatangi sungai di desanya menyulap batu kali menjadi karya seni.
"Sudah sepuluh hari yang lalu (memahat patung) dilakukan. Awalnya iseng saja, mengisi waktu kosong,” kata Komarudin di sela sela memahat patung buaya, di Sungai Pemali, Selasa, 15 Oktober 2019.
Batu kali yang dipahat Komarudin di Sungai Pemali, Brebes. Foto: Medcom.id/Kuntoro Tayubi
Ia mengaku memahat berbekal alat seadanya, keisengannya kadang dikebut hingga larut. Dia santai bila kelak hujan mengguyur kemudian air sungai meluap, dan menenggelamkan karya seninya.
"Paling nanti kalau sudah kering kita tengok lagi apa masih ada karya kita atau sudah terkikis arus sungai,” imbuhnya.
Komarudin mengaku kemampuannya memahat adalah bakat alam. Dia mengungkap rata-rata keluarganya mampu menciptakan karya seni seperti melukis.
Di rumah keluarganya, berbagai bentuk karya seni ukiran kayu terpampang di sudut dan tembok rumah. Di antaranya ada lukisan kayu Ratu Kidul, patung kayu Putri Duyung, Patih Gajah Mada, kupu-kupu, kapal perahu, elang dan naga, serta lainnya.
“Kayu yang digunakan sebagai bahan ukiran berasal dari kayu bekas yang didapat dari sungai Pemali,” kata adik Komarudin, Khaerudin, di rumahnya.
Tak hanya mengukir batu kali. Kegiatan Komarudin di Sungai Pemali menguak temuan barang antik salah satunya koin era kolonial. Salah satunya yang ditunjukkan adalah koin bertuliskan VOC tahun 1970.
Temuan koin era kolonial di Sungai Pemali, Brebes. Foto: Medcom.id/Kuntoro Tayubi
Selain koin juga ada selongsong peluru, keris, kujang, dan perhiasan gelang dan kalung peninggalan zaman kuno. Benda benda tersebut ditemukan sejak tahun 2012, dan didapat ketika mencari besi tua di sungai Pemali yang mengering.
Brebes: Tangan Komarudin, 29, sibuk memahat batuan kali Sungai Pemali yang tampak akibat debit air menyusut. Warga berbondong-bondong melihat kelihaian Komarudin dari jembatan Sungai Pemali.
Batu ukir karya Komarudin terhampar di sekitar sungai. Di antaranya pahatan buaya, wajah manusia, ikan dan ular. Setiap sore, dia bersama kakaknya, Arifin dan adiknya Khaerudin, mendatangi sungai di desanya menyulap batu kali menjadi karya seni.
"Sudah sepuluh hari yang lalu (memahat patung) dilakukan. Awalnya iseng saja, mengisi waktu kosong,” kata Komarudin di sela sela memahat patung buaya, di Sungai Pemali, Selasa, 15 Oktober 2019.
Batu kali yang dipahat Komarudin di Sungai Pemali, Brebes. Foto: Medcom.id/Kuntoro Tayubi
Ia mengaku memahat berbekal alat seadanya, keisengannya kadang dikebut hingga larut. Dia santai bila kelak hujan mengguyur kemudian air sungai meluap, dan menenggelamkan karya seninya.
"Paling nanti kalau sudah kering kita tengok lagi apa masih ada karya kita atau sudah terkikis arus sungai,” imbuhnya.
Komarudin mengaku kemampuannya memahat adalah bakat alam. Dia mengungkap rata-rata keluarganya mampu menciptakan karya seni seperti melukis.
Di rumah keluarganya, berbagai bentuk karya seni ukiran kayu terpampang di sudut dan tembok rumah. Di antaranya ada lukisan kayu Ratu Kidul, patung kayu Putri Duyung, Patih Gajah Mada, kupu-kupu, kapal perahu, elang dan naga, serta lainnya.
“Kayu yang digunakan sebagai bahan ukiran berasal dari kayu bekas yang didapat dari sungai Pemali,” kata adik Komarudin, Khaerudin, di rumahnya.
Tak hanya mengukir batu kali. Kegiatan Komarudin di Sungai Pemali menguak temuan barang antik salah satunya koin era kolonial. Salah satunya yang ditunjukkan adalah koin bertuliskan VOC tahun 1970.
Temuan koin era kolonial di Sungai Pemali, Brebes. Foto: Medcom.id/Kuntoro Tayubi
Selain koin juga ada selongsong peluru, keris, kujang, dan perhiasan gelang dan kalung peninggalan zaman kuno. Benda benda tersebut ditemukan sejak tahun 2012, dan didapat ketika mencari besi tua di sungai Pemali yang mengering.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
