Palembang: Terdakwa pembunuhan dan mutilasi Prada Deri Permana mengaku khilaf saat membunuh dan memutilasi kekasihnya, Fera Oktaria. Hal itu diungkap Prada Deri saat menyampaikan pledoi atau nota pembelaan di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Sumatra Selatan, Kamis, 29 Agustus 2019.
"Saya tidak pernah berniat mencelakai Fera (korban), saya melakukan pembunuhan karena khilaf karena ia mengaku hamil dua bulan," ujar Deri sembari menagis, saat membacakan pledoi.
Terdakwa juga keberatan atas keterangan saksi Imelda Wulandari, yang menyebut terdakwa mengeluarkan kata-kata akan membunuh korban ketimbang korban menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Terdakwa membantah keterangan itu, karena sebagai kekasih tidak mungkin berlaku kasar.
Deri mengatakan sangat kecewa dengan kesaksian Imelda dan menyebut saksi tidak pernag suka hubungannya dengan korban. Dia meminta maah ke keluarga korban dan meminta hukumannya diringankan.
"Saya meminta tolong pertimbangan keringanan hukuman untuk saya yang mulia," kata Prada Deri di hadapan Ketua Majelis Hakim Mayor CHK Khazim.
Penasehat hukum terdakwa Serka CHK Reza Pahlevi menyampaikan beberapa poin pembelaan yang menyebut dugaan pembunuhan berencana tidak memiliki bukti kuat.
Sidang akan dilanjutkan pada Kamis, 5 September 2019, dengan agenda replik atau mendengarkan jawaban penggugat (keluarga korban) terhadap keterangan terdakwa.
Sebelumnya Oditur Mayor Chk Darwin Butar Butar di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis, 22 Agustus 2019 menuntut terdakwa Prada Deri Permana dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan pidana pokok penjara seumur hidup dan dipecat dari TNI.
Palembang: Terdakwa pembunuhan dan mutilasi Prada Deri Permana mengaku khilaf saat membunuh dan memutilasi kekasihnya, Fera Oktaria. Hal itu diungkap Prada Deri saat menyampaikan pledoi atau nota pembelaan di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Sumatra Selatan, Kamis, 29 Agustus 2019.
"Saya tidak pernah berniat mencelakai Fera (korban), saya melakukan pembunuhan karena khilaf karena ia mengaku hamil dua bulan," ujar Deri sembari menagis, saat membacakan pledoi.
Terdakwa juga keberatan atas keterangan saksi Imelda Wulandari, yang menyebut terdakwa mengeluarkan kata-kata akan membunuh korban ketimbang korban menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Terdakwa membantah keterangan itu, karena sebagai kekasih tidak mungkin berlaku kasar.
Deri mengatakan sangat kecewa dengan kesaksian Imelda dan menyebut saksi tidak pernag suka hubungannya dengan korban. Dia meminta maah ke keluarga korban dan meminta hukumannya diringankan.
"Saya meminta tolong pertimbangan keringanan hukuman untuk saya yang mulia," kata Prada Deri di hadapan Ketua Majelis Hakim Mayor CHK Khazim.
Penasehat hukum terdakwa Serka CHK Reza Pahlevi menyampaikan beberapa poin pembelaan yang menyebut dugaan pembunuhan berencana tidak memiliki bukti kuat.
Sidang akan dilanjutkan pada Kamis, 5 September 2019, dengan agenda replik atau mendengarkan jawaban penggugat (keluarga korban) terhadap keterangan terdakwa.
Sebelumnya Oditur Mayor Chk Darwin Butar Butar di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis, 22 Agustus 2019 menuntut terdakwa Prada Deri Permana dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan pidana pokok penjara seumur hidup dan dipecat dari TNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
