Kalsel: Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga telah menghanguskan hampir 1.500 hektare hutan dan lahan di wilayah tersebut. Data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat hingga Senin, 14 Agustus 2023, jumlah hot spot (titik panas) di Kalsel tercatat 3.787 titik api luasan karhutla seluas 1.437,5 hektare.
Karhutla terbesar terjadi di Kota Banjarbaru seluas 554,8 hektare, ibu kota Provinsi Kalsel serta Kabupaten Banjar 269 hektare dan Tanah Laut 348 hektare.
Sementara operasi terpadu pemadaman karhutla oleh Satgas darat dan udara (water bombing) mencapai 549 kali. Dibanding data akhir Juli 2023 ada 2.268 titik api yang muncul di wilayah Kalsel berdasarkan data Sipongi-Kementerian LHK dengan luas Karhutla tercatat mencapai 753,73 hektare.
"Terjadi peningkatan titik api dan karhutla yang signifikan, namun masih bisa dikendalikan. Berdasarkan penilaian KLHK, penanganan karhutla di Kalsel cukup baik," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Senin, 14 Agustus 2023.
Hingga kini, debit air di sungai, embung dan danau di Kalsel berangsur surut akibat kemarau. Kondisi ini menjadi ancaman ketersediaan air untuk memadamkan karhutla.
Kalsel: Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga telah menghanguskan hampir 1.500 hektare hutan dan lahan di wilayah tersebut. Data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat hingga Senin, 14 Agustus 2023, jumlah hot spot (titik panas) di Kalsel tercatat 3.787 titik api luasan karhutla seluas 1.437,5 hektare.
Karhutla terbesar terjadi di Kota Banjarbaru seluas 554,8 hektare, ibu kota Provinsi Kalsel serta Kabupaten Banjar 269 hektare dan Tanah Laut 348 hektare.
Sementara operasi terpadu pemadaman karhutla oleh Satgas darat dan udara (water bombing) mencapai 549 kali. Dibanding data akhir Juli 2023 ada 2.268 titik api yang muncul di wilayah Kalsel berdasarkan data Sipongi-Kementerian LHK dengan luas Karhutla tercatat mencapai 753,73 hektare.
"Terjadi peningkatan titik api dan karhutla yang signifikan, namun masih bisa dikendalikan. Berdasarkan penilaian KLHK, penanganan karhutla di Kalsel cukup baik," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Senin, 14 Agustus 2023.
Hingga kini, debit air di sungai, embung dan danau di Kalsel berangsur surut akibat kemarau. Kondisi ini menjadi ancaman ketersediaan air untuk memadamkan karhutla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
