KLHK Lepasliarkan 3 Lumba-Lumba Hidung Botol

Denpasar: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliar 3 lumba-lumba hidung botol di Gilimanuk, Bali. Apalagi, lumba-lumba hidung botol adalah salah satu mamalia laut yang dilindungi. Satwa ini dilindungi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 106 Tahun 2018. Pelepasliaran ini kerja sama KLHK dengan Jaringan Satwa Indonesia (JSI) dan Taman Nasional Bali Barat. Ketiga lumba-lumba hidung botol yang menjadi koleksi dari Taman Satwa Melka di Singaraja, Bali, ini diselamatkan dan direhabilitasi. Kemudian, dilepasliarkan ke alam. "Kita mempunyai mekanisme  untuk melakukan evaluasi lembaga-lembaga konservasi yang tidak mengindahkan kesejahteraan satwa," terang Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK Indra Eksploitasia, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin, 5 September 2022.  Pelepasan lumba-lumba ini merupakan pelepasliaran secara soft release pertama di dunia. Biasanya, pelepasliaran satwa ini dilakukan dengan metode hard release. "Ini tentunya yang sangat riskan untuk ditempuh saat kita tidak memperhatikan indikator-indikator terkait perilaku lumba-lumba tersebut,"  Ketiga lumba-lumba ini dipasangi GPS  yang akan terlepas sendiri 1 tahun kemudian. Sehingga keberadaannya dapat dipantau melalui satelit. Pengawasan usai pelepasliaran akan tetap dilakukan, baik menggunakan radiometri dan sonar, serta pemantauan secara factual melalui patroli. Diharapkan lumba-lumba akan segera menemukan kelompok barunya, beradaptasi dan lestari di alamnya. (Ainun Kusumaningrum)