Sinjai: Kisah inspiratif datang dari dua murid SD di Sinjai Sulawesi Selatan. Demi ke sekolah keduanya berani menantang maut dengan menyeberangi sungai menggunahan perahu sampan. Keduanya adalah Muhammad Ammar dan Muhammad Rifki, asal Desa Massangkae, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.
Setiap harinya kedua bocah yang baru duduk di kelas 2 SD 139 Larea Rea itu mendayung sampan menuju ke sekolah yang berada di seberang sungai. Ketiadaan akses jalan darat mebuat keduanya terpaksa menggunakan perahu meski harus mendayung.
Sungai Tangka yang dilintasi kedua siswa menuju sekolah itu diprediksi memiliki kedalaman sekitar 10 meter dan lebar mencapai 200 meter.
Disaat musim hujan, Sungai Tangka memiliki arus deras sehingga sangat berbahaya jika dilalui. Namun kedua bocah 8 tahun ini tak pernah patah semangat dan terus berjuang meski menantang maut hanya untuk menuntut ilmu.
Mereka mengaku ke sekolah pukul 6 pagi dan tidak diantar oleh orang tua karena kesibukan sebagai nelayan.
Sementara itu Kepala Sekolah SD 139 Larea Rea, Subur, berharap ada solusi dan perhatian dari pemerintah untuk anak anak yang berasal dari seberang sungai.
"Sejauh ini ada 17 murid dari desa seberang dan setiap harinya harus menggunakan sampan ke sekolah," ujar dia, Rabu, 31 Juli 2024.
Dirinya mengaku khawatir bila anak-anak harus melewati sungai tanpa didampingi orang tua mereka. Sementara, hanya sekolah tersebut yang memiliki akses terdekat bagi anak anak yang berada di Desa Massangkae.
Sinjai: Kisah inspiratif datang dari dua murid SD di Sinjai Sulawesi Selatan. Demi ke sekolah keduanya berani menantang maut dengan
menyeberangi sungai menggunahan perahu sampan. Keduanya adalah Muhammad Ammar dan Muhammad Rifki, asal Desa Massangkae, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.
Setiap harinya kedua bocah yang baru duduk di kelas 2 SD 139 Larea Rea itu mendayung sampan menuju ke sekolah yang berada di seberang sungai. Ketiadaan akses jalan darat mebuat keduanya terpaksa menggunakan perahu meski harus mendayung.
Sungai Tangka yang dilintasi kedua siswa menuju sekolah itu diprediksi memiliki kedalaman sekitar 10 meter dan lebar mencapai 200 meter.
Disaat musim hujan, Sungai Tangka memiliki arus deras sehingga sangat berbahaya jika dilalui. Namun kedua bocah 8 tahun ini tak pernah patah semangat dan terus berjuang meski menantang maut hanya untuk menuntut ilmu.
Mereka mengaku ke sekolah pukul 6 pagi dan tidak diantar oleh orang tua karena kesibukan sebagai nelayan.
Sementara itu Kepala Sekolah SD 139 Larea Rea, Subur, berharap ada solusi dan perhatian dari pemerintah untuk anak anak yang berasal dari seberang sungai.
"Sejauh ini ada
17 murid dari desa seberang dan setiap harinya harus menggunakan sampan ke sekolah," ujar dia, Rabu, 31 Juli 2024.
Dirinya mengaku khawatir bila anak-anak harus melewati sungai tanpa didampingi orang tua mereka. Sementara, hanya sekolah tersebut yang memiliki akses terdekat bagi anak anak yang berada di Desa Massangkae.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)
