Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melayangkan protes kepada pemerintah pusat terkait penetapan status PPKM Kota Bogor, Jawa Barat, yang masih di level 4. Bima mengungkap, jika merujuk tren kasus covid-19 seharusnya Kota Bogor bisa menerapkan relaksasi.
"Kota Bogor belum bisa melakukan relaksasi, karena menurut Kementerian Perdagangan, tingkat keterawatan pasien covid-19 di Kota Bogor masih tinggi. Kami meminta pemerintah pusat untuk mengevaluasi data dan metode penghitungan indikator," ungkap Bima Arya kepada medcom.id, Bogor, Jawa Barat, Kamis 19 Agustus 2021.
Bima mengaku, kasus covid-19 di Kota Bogor telah membaik merujuk pada data kasus harian covid-19 dari Dinkes Kota Bogor. Pada Rabu, 18 Agustus 2021 ada penambahan konfirmasi kasus sebanyak 127 kasus, sehingga total mencapai 35.910 kasus. Adapun pasien selesai isolasi atau sembuh 34.518 kasus, masih sakit 907 orang dan meninggal 485 orang.
Baca: Angka Kematian Ibu Hamil Meningkat 10 Kali Lipat Selama Pandemi Covid-19
"Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Dari tiga indikator masih ada 1 indikator, yaitu tingkat keterawatan di rumah sakit yang masih agak tinggi. Namun, saya sudah sampaikan bahwa tingkat keterisian pasien di rumah sakit banyak dari luar wilayah Kota Bogor,” tegasnya.
Menurut Bima, penanganan covid-19 di Kota Bogor sudah membaik. Harusnya Kota Bogor ada di level tiga menuju level dua. Pihaknya meminta agar pemerintah pusat juga fokus pada aspek data, sehingga tidak terjadi salah tafsir dan berdampak pada ekonomi.
"Saya merasakan betul bagaimana di bawah mulai dari pedagang gorengan, nasi goreng pecel lele, sampai rumah makan, hotel restoran semua susah sekarang ini. Jadi kami minta skor di Kota Bogor dapat dikaji ulang," tambah dia.
Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melayangkan protes kepada pemerintah pusat terkait penetapan status
PPKM Kota Bogor, Jawa Barat, yang masih di level 4. Bima mengungkap, jika merujuk tren kasus covid-19 seharusnya Kota Bogor bisa menerapkan relaksasi.
"Kota Bogor belum bisa melakukan relaksasi, karena menurut Kementerian Perdagangan, tingkat keterawatan pasien covid-19 di Kota Bogor masih tinggi. Kami meminta pemerintah pusat untuk mengevaluasi data dan metode penghitungan indikator," ungkap Bima Arya kepada medcom.id, Bogor, Jawa Barat, Kamis 19 Agustus 2021.
Bima mengaku, kasus covid-19 di Kota Bogor telah membaik merujuk pada data kasus harian covid-19 dari Dinkes Kota Bogor. Pada Rabu, 18 Agustus 2021 ada penambahan konfirmasi kasus sebanyak 127 kasus, sehingga total mencapai 35.910 kasus. Adapun pasien selesai isolasi atau sembuh 34.518 kasus, masih sakit 907 orang dan meninggal 485 orang.
Baca: Angka Kematian Ibu Hamil Meningkat 10 Kali Lipat Selama Pandemi Covid-19
"Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Dari tiga indikator masih ada 1 indikator, yaitu tingkat keterawatan di rumah sakit yang masih agak tinggi. Namun, saya sudah sampaikan bahwa tingkat keterisian pasien di rumah sakit banyak dari luar wilayah Kota Bogor,” tegasnya.
Menurut Bima, penanganan covid-19 di Kota Bogor sudah membaik. Harusnya Kota Bogor ada di level tiga menuju level dua. Pihaknya meminta agar pemerintah pusat juga fokus pada aspek data, sehingga tidak terjadi salah tafsir dan berdampak pada ekonomi.
"Saya merasakan betul bagaimana di bawah mulai dari pedagang gorengan, nasi goreng pecel lele, sampai rumah makan, hotel restoran semua susah sekarang ini. Jadi kami minta skor di Kota Bogor dapat dikaji ulang," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
